Varietas cabai yang stabil dan berdaya hasil tinggi diperlukan untuk peningkatan produksi cabai nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi stabilitas hasil 16 genotipe cabai rawit (Capsicum fructescens L.) dengan menggunakan analisis stabilitas parametrik (Francis-Kannenberg, Wricke, Finlay-Wilkinson, AMMI dan GGE). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai September 2019 pada empat lokasi, yaitu Kolaka, Palembang, Aceh dan Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan. Genotipe cabai rawit yang dievaluasi adalah F5285290-237-6-1, F6285290-6-10-1-1, F5285290-290-2-1, F5285290-290-9-1, F5285290-290-9-3, F5321290-40-2-1, F5285290-123-6-15, F6321290-252-10-8-4, F5285290-38-6-3, F6321290-252-10-8-23, F6321290-252-10-8-75, Bonita IPB, Inul (varietas lokal), Cakra putih (varietas komersial), Taruna (varietas komersial), dan Tobasco. Interaksi genotipe x lingkungan berpengaruh nyata terhadap hasil. genotipe F6321290-252-10-8-4 diidentifikasi sebagai genotipe stabil berdasarkan beberapa metode stabilitas parametrik, namun genotipe tersebut tidak memiliki rata-rata hasil tertinggi. Sedangkan analisis GGE mengidentifikasi Bonita IPB sebagai genotipe yang stabil dengan daya hasil tertinggi.
Kata kunci: AMMI, analisis stabilitas, cabai rawit, varietas