Latar Belakang: Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang timbul karena aktivitas tinggi yang dilakukan individu hingga tidak mampu lagi mengerjakannya. Guru termasuk kelompok tenaga kerja yang rawan akan kekurangan energi karena beban kerja yang cukup tinggi dan waktu kerja yang padat.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara konsumsi sarapan, selingan pagi, dan makan siang dengan tingkat kelelahan kerja pada guru SD di full day school Kota Surabaya.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada 88 guru SD di SD Muhammadiyah 04 dan Luqman Al-Hakim Surabaya. Pemilihan sampel menggunakan metode cluster random sampling. Data konsumsi makan siang diambil dengan metode 24 hours food recall. Tingkat kelelahan kerja diukur menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test (SSRT). Analisis hubungan antar variabel menggunakan uji korelasi Chi square dengan tingkat signifikansi ð”›¼ = 0,05.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumsi sarapan, selingan pagi, dan makan siang dengan tingkat kelelahan kerja. Sebagian besar guru mengalami kelelahan kerja tingkat rendah (71.6%) dan hanya sebagian kecil yang mengalami kelelahan tingkat sedang (28,4%). Asupan zat gizi makronutrien guru secara keseluruhan masih kurang dari standar kebutuhan. Sumbangan energi dari sarapan rata-rata memenuhi 16,3% dari 25%, selingan pagi 6,4% dari 10%, dan makan siang 18% dari 30%.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara konsumsi sarapan, selingan pagi, dan makan siang dengan tingkat kelelahan kerja. Perlu adanya promosi kesehatan mengenai kelelahan di tempat kerja dan membiasakan para guru untuk melakukan sarapan pukul 07.00-08.00 agar cadangan energi di tubuh dapat bertahan lebih lama untuk mengajar.