masih banyak ditumbuhi tanaman mangrove, keragamannya harus dipertahankan. Di sisi lain, upaya pemberdayaan wanita sebagai instrumen sumberdaya manusia sangat penting dalam pemanfaatan sekaligus pelestarian tanaman mangrove. Tujuan penelitian adalah untuk mengamati dan mendeskripsikan jenis tanaman mangrove yang banyak ditemukan di pesisir Kabupaten Sidoarjo; sekaligus menyusun bentuk pemanfaatan mangrove melalui program pemberdayaan wanita pesisir. Penelitian bersifat deskriptif, dimana peneliti menggunakan metode sederhana secara bertahap; dimulai dari survey terestris, melakukan pencatatan langsung, wawancara dengan pemangku kepentingan setempat, pemetaan hingga men-simulasi kepadatan beberapa jenis tanaman mangrove yang populasinya dianggap banyak sehingga layak untuk sumber ekonomi. Jangka waktu pengamatan dilakukan sejak tahun 2011 hingga 2015. Survey dilakukan secara periodik, sekali setiap 6 bulan. Wilayah yang diamati adalah kecamatan Sedati, Buduran, Sidoarjo Kota, Candi, Tanggulangin dan Porong, di Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman yang paling banyak ditemukan adalah family rhizoporaceae, avicenniaceae, sonneratiaceae, excocariaceae, dan meliaceae (xylocarphus dan nypha). Semua jenis tanaman tersebut pada dasarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi; namun masih belum diwujudkan secara sungguh-sungguh. Terdapat kesalahan persepsi yang seringkali berakibat perilaku masyarakat dalam memanfaatkan mangrove justru menjadi destruktif dengan memanfaatkan kayunya. Padahal, industrialisasi tanaman mangrove tidak diutamakan untuk diambil kayunya melainkan daun, bunga, kulit, getah dan buah atau hipokotilnya. Selain itu, jenis mangrove lainnya yang tidak dominan harus dilakukan pengkayaan keragaman dengan tujuan sebagai sumber ekonomi baru. Terdapat pula potensi peningkatan pendapatan 3-5 juta rupiah per kepala keluarga per bulan yang belum tergarap melalui pengembangan pola kemitraan dengan industri makanan, minuman, kosmetika dan farmasi.