Permasalahan HIV/AIDS telah menjadi epidemi di hampir 190 Negara. Saat ini Indonesia sudah tidak lagi tergolong sebagai Negara dengan prevalensi rendah, tapi sudah masuk ke epidemi terkonsentasi dengan lebih dari 5% populasi tertentu di beberapa kota dan wilayah di Indonesia yang mengidap HIV. Data Dinas Kesehatan Pemerintahan Kota Ambon sepanjang tahun 2018 sebanyak 230 kasus HIV dan 34 kasus AIDS, tercatat kasus kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 2 orang (4). Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Seram orang dengan resiko terinfeksi HIV/AIDS sebanyak 472 orang, dan sebanyak 13 kasus kematian akibat HIV/AIDS. Penelitian terkait taking action pada supir sebagai upaya Tindakan preventif menanggulangi persebaran dan pencegahan HIV/AIDS pada supir. Penelitian ini menggabungan 2 metode kuanlitatif dan metode kualitatif. Akan dilaksanakan pada 3 titik panggalan taxi Bula-Ambon dengan sampel sebanyak 157 orang supir. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi-square untuk hasil data Kuantitatif dan analisis data tematik untuk hasil Kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan analisis uji Chi-square diperoleh variabel pengetahuan (p=0,015<0,05), variable kerentanan (p=0,013<0,05), dan taking action (p=0,000<0,05) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual berisiko supir, sedangkan pada analisis tematik diperoleh beberapa indikator diantara pengetahuan, tidak menggunakan kondom, frekuensi seks >9 kali, menggunakan aplikasi layanan seks, kesadaran akan perilaku berisiko, factor lingkunagn seta kebiasan. Kesimpulan perilaku supir masih tergolong tidak aman dalam melakukan hubungan seksual berisiko walaupun terkadang menyiapkan kondom, mengecek fisik PSK yang mereka akan gunaakan dan mengecek kondisi kesehatan pada layanan kesehatan jika mendapati gejala-gejala yang mencurigakan.Kata kunci: Perilaku Seksual berisiko, HIV/AIDS, Supir