2014
DOI: 10.4038/sjdem.v3i2.6379
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

HbA1C and diabetes – an overview

Abstract: The hemoglobin A1C (HbA1C) assay has become the gold-standard measurement of chronic glycaemia for over two decades. It provides an average blood glucose level during the preceding 10-12 weeks. Its close association with risk for long-term complications, established in epidemiologic studies and clinical trials, has resulted in clinicians using HbA1C test results to guide their treatment decisions, and thus the assay has become the cornerstone of clinical practice. This brief review describes some important fac… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(2 citation statements)
references
References 19 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Diagnosis diabetes mellitus dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) dan HbA1c memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan pemeriksaan glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam setelah TTGO adalah dapat mendiagnosis diabetes melitus pada saat itu juga, lebih terjangkau, secara langsung mengukur molekul yang diduga menyebabkan komplikasi diabetes melitus, tidak mempengaruhi hasil karena faktor non glikemik; namun memiliki kekurangan seperti mengharuskan responden berpuasa saat dilakukan pemeriksaan, memerlukan tes toleransi glukosa terlebih dahulu, pengukuran glukosa pada satu titik waktu, lebih tinggi dalam variabilitas individu daripada pemeriksaan HbA1c, hasil dapat berubah tiap waktu karena dipengaruhi oleh konsumsi obat antidiabetes dan asupan makan serta minum, tes toleransi glukosa cukup melelahkan dan memakan waktu (American Diabetes Association, 2021; Pathmanathan & Somasundaram, 2014) Pemeriksaan HbA1c memiliki kelebihan seperti responden tidak perlu melakukan puasa dan lebih stabil setelah pengumpulan sampel dibandingkan pemeriksaan glukosa darah, hasil tidak dipengaruhi oleh konsumsi obat antidiabetes dan asupan makan serta minum, dapat memantau responden yang sudah diketahui menderita diabetes melitus, dapat memonitoring/skrining glukosa selama seminggu/sebulan sebelumnya, hasil tidak terpengaruh oleh gangguan akut (stress, diet, olahraga, merokok) Hasil analisis literature review prevalensi kejadian diabetes melitus tertinggi adalah penelitian yang dilakukan oleh Zheng et al, (2016) di Kota Shanghai, Tiongkok sebesar 30,05% yang merupakan negara berkembang di wilayah Asia, sedangkan prevalensi kejadian diabetes melitus terendah adalah penelitian yang dilakukan oleh Han et al, (2019) di Inggris dan Skotlandia sebesar 7,8% yang merupakan negara di wilayah Barat (Tabel 2). Hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan pembangunan ekonomi yang telah mendorong transisi nutrisi di banyak negara berkembang.…”
Section: Gambar 1 Alur Ekstraksi Artikelunclassified
“…Diagnosis diabetes mellitus dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) dan HbA1c memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan pemeriksaan glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam setelah TTGO adalah dapat mendiagnosis diabetes melitus pada saat itu juga, lebih terjangkau, secara langsung mengukur molekul yang diduga menyebabkan komplikasi diabetes melitus, tidak mempengaruhi hasil karena faktor non glikemik; namun memiliki kekurangan seperti mengharuskan responden berpuasa saat dilakukan pemeriksaan, memerlukan tes toleransi glukosa terlebih dahulu, pengukuran glukosa pada satu titik waktu, lebih tinggi dalam variabilitas individu daripada pemeriksaan HbA1c, hasil dapat berubah tiap waktu karena dipengaruhi oleh konsumsi obat antidiabetes dan asupan makan serta minum, tes toleransi glukosa cukup melelahkan dan memakan waktu (American Diabetes Association, 2021; Pathmanathan & Somasundaram, 2014) Pemeriksaan HbA1c memiliki kelebihan seperti responden tidak perlu melakukan puasa dan lebih stabil setelah pengumpulan sampel dibandingkan pemeriksaan glukosa darah, hasil tidak dipengaruhi oleh konsumsi obat antidiabetes dan asupan makan serta minum, dapat memantau responden yang sudah diketahui menderita diabetes melitus, dapat memonitoring/skrining glukosa selama seminggu/sebulan sebelumnya, hasil tidak terpengaruh oleh gangguan akut (stress, diet, olahraga, merokok) Hasil analisis literature review prevalensi kejadian diabetes melitus tertinggi adalah penelitian yang dilakukan oleh Zheng et al, (2016) di Kota Shanghai, Tiongkok sebesar 30,05% yang merupakan negara berkembang di wilayah Asia, sedangkan prevalensi kejadian diabetes melitus terendah adalah penelitian yang dilakukan oleh Han et al, (2019) di Inggris dan Skotlandia sebesar 7,8% yang merupakan negara di wilayah Barat (Tabel 2). Hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan pembangunan ekonomi yang telah mendorong transisi nutrisi di banyak negara berkembang.…”
Section: Gambar 1 Alur Ekstraksi Artikelunclassified
“…On exposure to high levels of blood glucose, hemoglobin gets non-enzymatically glycated at different sites in the molecule. 5 Glycation is the non-enzymatic addition of sugar residue to the amino groups of proteins. Glycated Hb also known as HbA1c , is used as a guideline to check the status of patients glycemic status for preceding 3 months or it represents value for glucose preceding 8 to 12 weeks and provides criteria for assessing glucose control, Glycated Hb values are free of day to day glucose fluctuations and unaffected by recent exercise or food ingestion.…”
mentioning
confidence: 99%