Logam berat merupakan variabel penting dalam penelaahan keamanan produk kekerangan. Namun, kuantifikasinya membutuhkan tingkat kesiapan analis dan peralatan laboratorium yang modern. Hal ini mendorong usulan berbagai metode penapisan High-throughput Screening seperti komposisi asam amino, sebagai penanda kimia pada penapisan tahap awal dari kontaminasi logam berat di biota kekerangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fisibilitas komposisi asam amino yang terkandung pada produk kekerangan, sebagai penanda kimia akumulasi logam berat. Biota kerang bernilai ekonomis, yaitu kerang hijau (Perna viridis), dipilih sebagai target yang diambil dari tiga lokasi budidaya di Perairan Cirebon (sisi utara, perairan kota, dan sisi timur). Kadar logam berat (Cr, Co, Cu, As, Cd, Hg, dan Pb) dianalisis mempergunakan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry), sementara kandungan asam amino ditelaah dengan kromatografi gas yang dilengkapi Flame Ionization Detector (FID). Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kadar tertinggi dari tiap logam berat pada P. viridis adalah 0,25 mg/kg (Cr); 0,2 mg/kg (Co); 2,1 mg/kg (Cu); 1,5 mg/kg (As); 0,25 mg/kg (Cd); 0,25 mg/kg (Hg); dan 0,1 mg/kg (Pb). Nilai ini masih memenuhi persyaratan baku mutu, kecuali kadar arsen. Pengujian statistika korespondensi menunjukkan bahwa kadar asam amino kerang hijau dapat mengalami pergeseran komposisi yang tergantung pada tipe, variasi, dan kuantifikasi akumulasi logam beratnya. Oleh karena itu, tidak ada satupun jenis asam amino tertentu yang dapat dijadikan sebagai penanda kimia umum dari akumulasi berbagai jenis logam berat. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menemukan faktor pembanding menggunakan senyawa tertentu yang dapat melengkapi rasio komposisi asam amino sebagai penanda kimia dari akumulasi logam berat pada biota kekerangan.ABSTRACTHeavy metals are important factor in the food safety analysis of marine mussels. However, heavy metal quantification requires factors an adequate analyst and modern laboratory equipment. Therefore, various high throughput screening methods have been proposed, such as the composition of amino acids as a marker in a preliminary screening of heavy metal contamination in marine mussels. This study aimed to determine the feasibility of amino acids composition in marine mussels as a chemical marker of heavy metal accumulation. The commercial marine mussels, Green Mussels (Perna viridis), were collected from three aquaculture sites in Cirebon Waters (north side, in front of the city, and east side). Heavy metals content (Cr, Co, Cu, As, Cd, Hg, and Pb) was analyzed by ICP-MS (Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry) technique while the amino acids content was analyzed using gas chromatography with Flame Ionization Detector (FID). Results of this study showed that the maximum value of each heavy metal in P. viridis were 0.25 mg/kg (Cr); 0.2 mg/kg (Co); 2.1 mg/kg (Cu); 1.5 mg/kg (As); 0.25 mg/kg (Cd); 0.25 mg/kg (Hg); and 0.1 mg/kg (Pb). Except for arsenic, these values were below the allowable threshold level. Correspondence analysis showed that the composition of amino acids in the green mussels was shifted, according to the type, variation, and quantification of the accumulated heavy metals. Therefore, none of the amino acids can be used as a general chemical marker for various types of heavy metals. Further research can be done to identify a particular comparative compound that can complement the ratio of amino acids composition as biomarkers for heavy metals accumulation in marine mussels.