White turmeric is often used by the people of Indonesia as an herbal plant that has many benefits for the body, one of which is for the liver. But there are still many people who do not know the right and correct dosage in using this white turmeric. The purpose of this study was to determine the toxic dose of white turmeric extract to estimate the degree of damage caused by the extract to the liver. This research design uses experimental research methods by means of Post Test Only Control Group Design. The sample used in this study consisted of 5 rats in each group with a number of groups of rats consisting of 6 groups with a total sample of 30 male white rats of the Wistar strain and in each group different treatments were carried out. Sampling was done using the Simple Random Sampling technique. Rats were divided into 2 control groups, namely equates negative control and NaCMC positive control, and also 4 treatment groups with a dose of 250 mg/kg BW, 500 mg/kg BW, 750 mg/kg BW, and 2000 mg/kg BW. From the results, it was found that the histopathological picture of the control group did not show significant changes, but in the treatment group, the doses of 250 mg/kg BW and 500 mg/kg BW were very clear where there was a lot of severe damage and hydrophilic degeneration began to occur where cell swelling, vacuoles were also found. fat. However, this happens because the liver sample already has a history of disease so that it gives a picture of degeneration. Keywords: acute toxicity test, extract of white turmeric (Curcuma zedoaria), liver histopathology, male white rat Wistar strain Abstrak Kunyit putih sering sekali digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya bagi organ hati. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dosis yang tepat dan benar dalam menggunakan kunyit putih ini. Tujuan dilakukannya penelitian untuk mengetahui dosis toksik dari ektrak kunyit putih untuk memperkirakan derajat kerusakan yang diakibatkan oleh ektrak tersebut terhadap organ hati. Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan cara Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 ekor tikus setiap kelompok dengan jumlah kelompok tikus terdiri dari 6 kelompok dengan jumlah total sampel 30 tikus putih jantan jenis galur wistar dan di setiap kelompok dilakukan perlakuan yang berbeda- beda. Pengumpulan sampel dilakukan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Tikus dibagi menjadi 2 kelompok kontrol yaitu kontrol negatif aquades dan kontrol positif NaCMC, dan juga 4 kelompok perlakuan dengan dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, dan 2000 mg/KgBB. Dari hasil di dapatkan bahwa gambaran histopatologi kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, tetapi pada kelompok perlakuan dosis 250 mg/KgBB dan 500 mg/KgBB terlihat sangat jelas dimana banyak kerusakan yang berat dan mulai terjadi degenarasi hidrofilik dimana pembengkakan sel, adanya di jumpai juga vakuola lemak. Namun hal ini terjadi kemungkinan sampel hati sudah memiliki riwayat penyakit sehingga memberikan gambaran degenerasi. Tetapi pada dosis 750 mg/KgBB dan 2000 mg/KgBB dijumpai sel yang mulai membaik dengan menunjukkan adanya perbaikan dimana berkurangnya degenerasi parenkimatosa dan degenerasi hidrofik tetapi masih dijumpai kelainan hati yang abnormal yaitu masih adanya pembengkakan pada sel-sel. Dengan kesimpulan semakin tinggi diberikan dosis dalam perlakuan maka memberikan efek yang positif atau baik terhadap perbaikan kerusakan hati. Keywords: uji toksisitas akut, ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria), histopatologi hati, tikus putih jantan galur wistar