ABSTRAKAsystasia gangetica adalah tumbuhan lokal yang berpotensi sebagai tanaman pakan ternak unggul. Keunggulan potensi A. gangetica belum banyak diketahui oleh petani peternak di Bali. Sebuah penelitian telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan karakteristika tumbuh A. gangetica sebagai tanaman penghasil hijauan pakan. Rancangan acak lengkap dengan 5 aras perlakuan pupuk urea dan 4 ulangan dilaksanakan di stasiun riset Sesetan Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman yang diindikasikan variabel jumlah cabang, jumlah daun, dan shoot root ratio memberikan hasil tertinggi pada aras pupuk urea 50 kg ha -1 . Variabel karakteristik tumbuh tanaman seperti leaf area ratio, leaf stem ratio, dan panjang tanaman, memiliki kecenderungan yang sama meskipun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Mencermati pertumbuhan dan karakteristik tumbuh tanaman, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk urea sebanyak 50 kg ha -1 memberikan pertumbuhan yang terbaik dan pemberian pupuk urea melebihi 50 kg ha -1 akan berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan A. gangetica. ABSTRACTAsystasia gangetica is a native plant that has the potential as a superior forage. The potential superiority of A. gangetica is not widely known by farmers in Bali. A study has been carried out with the aim to determine the growth and growth characteristics of A. gangetica as a forage. A completely randomized design with 5 levels of urea fertilizer treatment and 4 replications was carried out at Sesetan Denpasar research station. The results showed that the plant growth indicated by the variable number of branches, number of leaves, and shoot root ratio gave the highest yield on the level of urea fertilizer 50 kg ha -1 . Variable characteristics of plant growth such as Leaf Area Ratio, Leaf stem ratio, and plant length, have the same tendency, although they do not show significant differences. Observing the growth and growth characteristics of plants, it can be concluded that the use of urea fertilizer as much as 50 kg ha -1 provides the best growth and application of urea fertilizer exceeding 50 kg ha -1 will adversely affect the growth of A. gangetica.
ABSTRAKPerubahan iklim yang telah melanda dunia mengharuskan aktivitas di bidang pertanian melakukan upaya adaptasi agar produktivitas pertanian dapat dipertahankan. Alysicarpus vaginalis adalah salah satu tumbuhan pakan lokal yang dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan. Terkait dengan hal tersebut sebuah riset survei telah dilaksanakan untuk mengkaji berbagai jenis tanaman pakan ternak (TPT) lokal di seluruh Bali. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan tanaman pakan yang memiliki sifat unggul dan dapat dikembangkan di berbagai wilayah di Bali. Lokasi sampling survei mengacu kepada peta yang disusun khusus untuk itu dengan meng-overlay peta jenis tanah, peta tata guna lahan, dan peta ikim. Berdasarkan hasil survei tersebut telah ditemukan beberapa spesies tumbuhan pakan ternak lokal yang memiliki ciri-ciri unggul. Salah satu diantaranya adalah tanaman Alysicarpus vaginalis sebagai TPT unggul, produksi hijauan A. Vaginalis sebanyak 46,302 kg DM ha -1 dengan komposisi botani 0,35% selain telah sesuai sifat-sifat di atas juga tanaman tersebut telah tersebar di seluruh Bali.Kata unci: Alysicarpus vaginalis, legum unggul, tanaman pakan ternak. ABSTRACTClimate change that has hit the world requires to make adaptation efforts so that agricultural productivity can be maintained. Alysicarpus vaginalis is one of the local variety forage that can grow in a various of environmental conditions. In this regard, a survey research has been carried out to study various types of local forages throughout Bali. The aim of the research is to obtain forages that have superior properties and can be developed in various regions in Bali. The survey sampling location refers to a map prepared specifically for that by overlaying a map of soil types, land use maps, and climate maps. Based on the results of the survey, several species of local forages that have superior characteristics have been found. One of them is Alysicarpus vaginalis plant as a forage superior, Alysicarpus vaginalis forage production as much as 46,302 kg DM ha -1 with 0.21% botanical composition.
Aspek keamanan pangan asal hewan perlu mendapat perhatian khusus karena penyakit yang menyerang manusia hampir 75% disebabkan oleh agen infeksi yang berasal dari hewan atau produk hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesehatan daging dan jeroan babi produksi RPH yang berpotensi menularkan penyakit zoonosis pada manusia. Penelitian ini menggunakan metode survei eksploratif kualitatif yaitu menganalisis kesehatan daging dan jeroan babi yang diperiksa secara inspeksi, palpasi, dan incici berdasarkan perbedaan jenis kelamin (jantan dan betina) dan umur hewan (muda dan dewasa) dengan total sampel yang diperiksa masing-masing sebanyak 100 sampel. Hasil penelitian menunjukkan, seluruh daging babi tidak ditemukan kelainan atau sehat. Paru babi ditemukan nekrosis 15%, pneumoni 30%, kombinasi hemoragi dan pneumoni 5%. Jantung babi ditemukan 13% hipertrofi/hiperplasi, dan pada hati babi ditemukan 1% mengandung larva sistiserkosis.Persentase kerusakan pada betina dewasa lebih tinggidibandingkan jantan dewasa. Dapat disimpulkan bahwa daging babi produksi RPH Pesanggaran masih layak dikonsumsi, namun sebagian kecil (5-30%) jeroannya menunjukkan perubahan/kelainan yang berpotensi menularkan penyakit zoonosis pada manusia.
Babi merupakan komoditas unggulan dibidang peternakan daerah Bali yang dari dulu telah dipelihara, dibudidayakan, dan diternakan untuk tujuan tertentu terutama untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau protein hewani bagi manusia. Sistem managemen pemeliharaan dengan sanitasi kandang yang buruk dan rendahnya kesadaran peternak babi menyebabkan babi mudah terinfeksi cacing nematoda. Penelitian ini merupakan penelitian clinical trial untuk mengetahui efikasi ivermectin peroral terhadap infeksi cacing nematoda gastrointestinal pada babi dengan rancangan pre test dan post test design. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu pengambilan 50 sampel feses babi, pemeriksaan preparat feses babi dengan metode Konsentrasi Apung dan Mc. Master, pemberian ivermectin, dan pengamatan telur nematoda untuk menentukan nilai FECRT (Faecal Egg Count Reduction Test). Hasil penelitian menunjukan efektivitas ivermectin secara oral sangat efektif untuk pengobatan terhadap infeksi cacing nematoda gastrointestinal pada ternak babi sebesar 96,63%,. Efikasi ivermectin secara oral terhadap cacing nematoda gastrointestinal yaitu Ascaris suum 97,3%, Trichuris suis 97,8% , Strongyloides ransomi 100% dan cacing tipe Strongyl sebesar 95,7%.
This study aim was to determine the influence ant nest plant extract (Myrmecodia pendans) on histopathological changeof white rat liver (Rattus novergicus) due to induced with paracetamol toxic dose. This study used 24 male white rats, divided into four groups, negative control group (P0) given placebo, positive control group (P1) given paracetamol dose 250 mg / kg bw for 10 days, P2 given ant nest extract 250 mg / kg bw and paracetamol dose 250 mg / kg bw for 10 days, P3 given ants nest extract 250 mg / kg bw for seven days, then continued by giving paracetamol and ants nest extract with dose 250 mg / kg bw for ten days. After the treatment done, all the rats were dinecropsed. Liver organs were taken and processed for making histopathology preparations. Parameters examined included hemorrhage, congestion, degeneration and necrosis. The data obtained were analyzed statistically by using Kruskal Wallis test followed by Mann Whitney test. Mann Whitney test results for all categories of histopathologic changes in hemorrhagic, congestion, degeneration, and necrosis between negative control group (P0) and positive control group (P1) were significantly different (P <0.05), between negative control (P0) with P2 and P3 there was no significant difference (P> 0,05). Afterward, between the positive control (P1) and P2 with P3 there was a significant difference (P <0.05). I can be concludedthat the administration of paracetamol dose 250 mg/kg bw for 10 days affects the histopathologic changes of white rat liver. The administration of ant nest plant extracts can reduce the side effects of toxic doses of paracetamol.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.