ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat kejadian kawin berulang pada ternak sapi perah di daerah tropis. Penelitian ini merupakan studi awal yang dilaksanakan di Kabupaten Sinjai, Indonesia. Sebanyak 82 ekor ternak sapi perah pada lima kelompok tani/ternak digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 75,6% dari 82 ternak sapi perah mengalami kebuntingan setelah beberapa kali dilakukan inseminasi buatan (IB). Tingkat kejadian kawin berulang pada daerah ini sangat tinggi (62%). IB pertama setelah melahirkan, angka konsepsi pada IB pertama, dan jarak antara melahirkan dan kembali bunting adalah 62,5±15,2 hari, 0%, dan 202,8±150,0 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ternak yang kawin berulang dan yang normal terhadap IB pertama setelah melahirkan (60,4±15,2 hari vs 68,3±28,6 hari). Namun demikian, ternak sapi perah dengan fertilitas normal hanya membutuhkan 123,3±52,9 hari untuk kembali bunting dan 2,4±0,8 kali inseminasi per kebuntingan, sedangkan ternak kawin berulang membutuhkan lebih banyak waktu (222,9±134,1 hari) untuk kembali bunting dan inseminasi per kebuntingan (4,8±0,9 kali). Sebagai kesimpulan adalah bahwa penampilan reproduksi ternak kawin berulang sangat rendah sehingga menurunkan penampilan reproduksi ternak secara keseluruhan.
Kata kunci: sapi perah, tropis, kawin berulang, penampilan reproduksi
ABSTRACTThe objective of this study was to investigate the incidence of repeat breeding in dairy cows under tropical condition. This was a preliminary study conducted in Sinjai Regency, Indonesia. A total of 82 Holstein Friesian lactating cows from five dairy farmer groups were used in the present study. Of the 82 cows, 75.6% eventually became pregnant after repeated inseminations (AI). The incidence of repeat breeding in this area was very high (62%). Days in milk (DIM) at first AI, first AI conception rate, and calving to conception interval were 62.5±19.3 days, 0%, and 202.8±150.0 days, respectively. There was no difference in DIM at first AI between repeat breeders and normal fertility cows (60.4±15.2 days vs 68.3±28.6 days). However, normal fertility cows required only 123.3±52.9 days to conceive and 2.4±0.8 inseminations per pregnancy, whereas repeat breeders required significantly more days to conceive (222.9±134.1 days) and more inseminations per pregnancy (4.8±0.9). In conclusion, repeat breeder dairy cows under tropical condition had very poor and reduced reproductive performance.