Salah satu upaya untuk mencegah ledakan jumlah penduduk adalah dengan menurunkan persentase unmet need. Data Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa unmet need di kabupaten Kotawaringin Timur belum mencapai target nasional tahun 2020 yaitu 8,60%, bahkan capaiannya cenderung mengalami peningkatan yaitu 10,5% di tahun 2019 menjadi 11,65% di tahun 2020. Untuk menurunkan persentase unmet need, perlu dilakukan eksplorasi penyebab terjadinya unmet need. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penyebab terjadinya unmet need ditinjau dari aspek suku, budaya, perceived need-demand, dan manajemen logistik alat dan obat kontrasepsi (alokon). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yang melibatkan 135 responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Secara umum, alasan mengapa responden tidak menggunakan alokon paling tinggi disebabkan karena masih ingin memiliki anak, dan kedua yaitu takut dengan efek samping alokon, sedangkan alasan lainnya yaitu dilarang suami, budaya melarang penggunaan alokon, alokon tidak tersedia, dan mengonsumsi jamu tradisional. Terdapat 14,5% responden yang menggunakan alokon tidak sesuai dengan peceived need-nya. Ketidaksesuaian antara perceived need dan demand diprediksi dapat menyebabkan akseptor berhenti menggunakan alokon. Penting khususnya bagi pemerintah untuk mempertimbangkan masalah efek samping alokon dan kesesuaian antara perceived need dan demand.
Kata kunci : unmet need, alat dan obat kontrasepsi