Hubungan Enterobiasis dengan Status Gizi pada Anak di Dua Panti Asuhan Pekanbaru

Abstract

ABSTRAKPenyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Enterobius vermicularis dapat menyebabkan enterobiasis yang sering terjadi pada anak. Biasanya mengenai anak di lingkungan tempat tinggal yang padat dan kebersihan yang kurang terjaga. Enterobiasis pada anak akan mempengaruhi status gizi sehingga akan mengganggu tumbuh kembang. Panti asuhan merupakan salah satu tempat yang tinggi risiko penularannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian enterobiasis dan hubungannya dengan status gizi pada anak di dua Panti Asuhan Pekanbaru. Pemeriksaan enterobiasis dilakukan dengan metode anal swab, dan status gizi ditentukan dengan rumus IMT/U menggunakan software Antroplus dari WHO. Sebanyak 66 anak yang diperiksa didapatkan 45,5% menderita enterobiasis. Sebagian besar (83,3%) anak mempunyai status gizi normal. Berdasarkan uji statistik tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara enterobiasis dengan status gizi (p>0,05). Diduga banyak faktor yang mempengaruhi kejadian enterobiasis seperti prilaku higiene, sanitasi dan keadaan tempat tinggal yang meningkatkan risiko penularan khususnya pada anak yang tinggal berkelompok secara bersama seperti di panti asuhan.

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Gangguan Gizi Anak dalam Hubungannya dengan Cacingan di Panti Asuhan Kota Dumai

“…Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan status gizi dapat dilihat pada Tabel I. Gambaran status gizi penghun Panti Asuhan Peduli Bersama Islam dapat dilihat pada Gambar 4. Penghuni panti asuhan merupakan kelompok masyarakat yang beresiko untuk tertularnya cacingan serta mengalami kekurangan gizi (Maryanti et al, 2017). Untuk itu penghuni panti serta pengelola merupakan kelompok masyarakat yang harus diberdayakan dalam pencegahan kecacingan dan gangguan gizi.…”

“…Di samping itu perlu dilakukan kegiatan pemeriksaan status gizi pada anak di Panti Asuhan Peduli Bersama Islam. Permasalahan mendasar dalam infestasi cacing adalah pengetahuan dan perilaku hygiene yang buruk (Maryanti et al, 2017). Edukasi yang berkesinambungan merupakan keharusan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki prilaku.…”