ABSTRAK
Kelainan refraksi merupakan gangguan penglihatan yang dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan sehari-hari hingga kebutaan. Prevalensi kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia yang disebabkan oleh kelainan refraksi sebesar 22,1% dan 15% diantaranya merupakan anak usia sekolah. Kejadian kelainan refraksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan aktivitas melihat dekat seperti menggunakan laptop dan gadget. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor risiko dengan angka kejadian kelainan refraksi pada mahasiswa tahun pertama Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan 218 responden sebagai sampel penelitian. Proporsi kejadian kelainan refraksi pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah sebanyak 139 dari 218 responden (63.8%). Kelainan refraksi yang paling banyak terjadi adalah miopia yaitu sebanyak 125 responden (57.3%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga responden dengan angka kejadian kelainan refraksi (p=0,000;95% CI 1.683(1.270–2.230)), dan terdapat hubungan yang signifikan antara jarak membaca buku dengan angka kejadian kelainan refraksi (p=0.001;95% CI 1.411(1.127–1.765)). Sehingga dapat disimpulkan bahwa riwayat keluarga dan jarak membaca buku merupakan faktor risiko yang secara signifikan berpengaruh terhadap angka kejadian kelainan refraksi.
Kata kunci: kelainan refraksi, faktor risiko, mahasiswa tahun pertama