Apendisitis akut selalu memerlukan terapi pembedahan. Jika apendektomi tidak dilakukan segera, akan menyebabkan perforasi pada apendiks dan kontaminasi peritoneal. Angka kejadian tertinggi apendisitis adalah pada akhir usia remaja, dengan 5% kejadian pada anak usia dibawah 5 tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara onset keluhan nyeri perut dengan tingkat keparahan apendisitis akut anak serta mengetahui perbedaan rerata jumlah leukosit apendisitis akut anak antara apendisitis non komplikata dan apendisitis komplikata. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan retrospective. Terdapat sebanyak 68 rekam medis pasien apendisitis akut anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode Januari 2018 – Desember 2019. Dari penelitian ini didapatkan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan, dengan didominasi pada rentang usia 6-12 tahun. Lama onset keluhan nyeri perut didominasi pada lama keluhan lebih dari 48 jam. Terdapat 69,1% apendisitis komplikata. Leukositosis terjadi pada 76,5% pasien. Hasil uji komparatif t tidak berpasangan didapatkan p=0,000 yang berarti terdapat perbedaan rerata jumlah leukosit yang bermakna antara apendisitis non komplikata dan apendisitis komplikata. Nilai IK95%=4.015,7-6.683,1 berarti tingkat kepercayaan sebesar 95% perbedaaan rerata jumlah leukosit antara apendisitis non komplikata dan apendisitis komplikata adalah antara 4.015,7-6.683,1 sel/mm3. Hasil uji komparatif Chi Square antara onset keluhan nyeri perut dengan keparahan apendisitis akut anak didapatkan p=0,00 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara onset nyeri perut dengan keparahan apendisitis akut anak. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata leukosit yang bermakna antara apendisitis non komplikata dan apendisitis komplikata serta terdapat hubungan yang bermakna antara onset keluhan nyeri perut dengan tingkat keparahan apendisitis akut anak.