Angka kejadian SC di Jawa Barat menurut Riskesdas tahun 2018 sebesar 13,4%. Ibu post SC cenderung merasakan nyeri sehingga sulit untuk menyusui, hal ini menyebabkan produksi ASI tidak lancar. Produksi ASI dapat diperlancar dengan cara merangsang hormon oksitosin dan hormon prolaktin. Pijat oksitosin dapat digunakan untuk memperlancar produksi ASI. Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian balita hingga 13%. Tujuan penelitian bertujuan untuk menggambarkan proses asuhan keperawatan pada ibu post SC yang diberikan tindakan pijat oksitosin. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus pada 2 responden di Ruang Dewi Sartika RSUD Arjawinangun. Peneliti mengelola setiap kasus selama 3 hari, yaitu tanggal 12-14 Mei 2022 (klien 1) dan 15-17 Mei 2022 (klien 2). Instrumen penelitian berupa format asuhan keperawatan maternitas, SOP pijat oksitosin dan lembar observasi produksi ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tindakan pijat oksitosin, jumlah produksi ASI pada kedua responden meningkat. Terdapat perbedaan pada klien pertama lebih cepat keluar karena frekuensi menyusui lebih sering. Pijat oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI pada ibu post SC. Klien diharapkan dapat menerapkan tindakan pijat oksitosin ketika mengalami ketidaklancaran ASI, meningkatkan frekuensi menyusui, menjaga asupan nutrisi seimbang, serta tidak memberikan susu formula pada bayi.