2017
DOI: 10.22216/jen.v2i1.1120
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Makanan Gizi Seimbang Dengan Penyembuhan Luka Perineum Diwilayah Kerja Puskesmas Sipayung Indragiri Hulu

Abstract: Abstract

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

1
2

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Kemampuan ibu nifas dalam merawat luka pasca persalinan secara mandiri dan tepat, serta status gizi yang cukup bisa meningkatkan efektivitas kesembuhan luka. Hal ini bisa mengurangi resiko terjadi infeksi selama nifas (Jaelani, Putri, & Lubis, 2017).…”
Section: Hubungan Antara Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Dengan Akiunclassified
“…Kemampuan ibu nifas dalam merawat luka pasca persalinan secara mandiri dan tepat, serta status gizi yang cukup bisa meningkatkan efektivitas kesembuhan luka. Hal ini bisa mengurangi resiko terjadi infeksi selama nifas (Jaelani, Putri, & Lubis, 2017).…”
Section: Hubungan Antara Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Dengan Akiunclassified
“…Tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan (Jaelani et al, 2017), hal ini memberikan landasan kognitif untuk terbentuknya prilaku (McManus & Dhar, 2008), sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin kecil kemungkinan untuk melakukan prilaku seksual pranikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas prilaku responden positif 99% (Gambar 2) dan pengetahuannya tentang HIV/AIDS mayoritas cukup baik (Gambar 1).…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Prilaku responden dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, medi masa, pendidikan dan emosional (Azwar, 2013). Tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan (Jaelani et al, 2017), hal ini memberikan landasan kognitif untuk terbentuknya prilaku (McManus & Dhar, 2008), sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin kecil kemungkinan untuk melakukan prilaku seksual pranikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas prilaku responden positif 99% (Gambar 2) dan pengetahuannya tentang HIV/AIDS mayoritas cukup baik (Gambar 1).…”
Section: Metode Penelitianunclassified