Proses pemantauan kesehatan ibu dan anak di Indonesia secara rutin setiap bulan dilakukan di Posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan melalui Bidan desa, terdapat permasalahan terkait pengumpulan data posyandu yaitu data yang diisi dalam bentuk format lalu dikirimkan ke Bidan Desa setiap 1 bulan sekali, namun kader tidak tepat waktu mengumpulkan. Jika data dalam bentuk manual ini terdapat kesalahan dan kekurangan, maka berakibat pada data Posyandu yang tidak tepat sehingga keputusan pengambilan di Desa bisa kurang tepat yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan dalam menanggulangi kesehatan ibu dan anak. Di era yang modern seperti saat ini, dimungkinkan untuk menghemat waktu dan tenaga yaitu dengan sistem komputerisasi. Namun, sistem inipun diharapkan bisa memudahkan para kader, maka studi ini melihat bagaimana pandangan kader posyandu terkait penggunaan sistem informasi posyandu. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan.Sesuai hasil diskusi dengan kader, sistem informasi di Posyandu harus dapat memfasilitasi tiga hal yaitu handphone, akses internet, dan pelatihan. Diharapkan pula memilih kader yang sesuai agar lebih mudah menggunakan sistem informasi Posyandu.