2020
DOI: 10.13057/smj.v3i2.35649
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Status Gizi dengan Angka Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita Usia 1-5 Tahun di Surakarta

Abstract: <p align="center"><strong>ABSTRAK</strong><strong> </strong><strong></strong></p><p><strong>Pendahuluan</strong><strong>: </strong>Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada balita. Status gizi dapat mempengaruhi kejadian ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan angka kejadian ISPA pada balita usia 1-5 Tahun di Surakarta. Pada penelitian ini, peneli… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(7 citation statements)
references
References 8 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Hasil ini sejalan dengan Aslina & Suryani, 2018, yang menyatakan kemungkinan besar untuk penderita ISPA pada balita dikarenakan memiliki status gizi kurang sehingga memperlemah daya tahan tubuh dan menimbulkan penyakit terutama yang disebabkan oleh infeksi. Salah satu faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak yaitu pada pola pengasuhan orang tua serta pelayanan kesehatan (Widyawati, 2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarni (2013) mengenai Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis yang nilai pvalue = 0.000 (p<0.5), dimana faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA pada anak dan balita yaitu status gizi.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hasil ini sejalan dengan Aslina & Suryani, 2018, yang menyatakan kemungkinan besar untuk penderita ISPA pada balita dikarenakan memiliki status gizi kurang sehingga memperlemah daya tahan tubuh dan menimbulkan penyakit terutama yang disebabkan oleh infeksi. Salah satu faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak yaitu pada pola pengasuhan orang tua serta pelayanan kesehatan (Widyawati, 2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarni (2013) mengenai Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis yang nilai pvalue = 0.000 (p<0.5), dimana faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA pada anak dan balita yaitu status gizi.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Berdasarkan penelitian Widyawati dkk, terdapat hubungan antara status gizi buruk (OR = 8,63; CI 95% = 1,875-39,714), status gizi kurang (OR = 3,776; CI 95% = 1,586-8,988), dan obesitas (OR = 0,154; CI 95% = 0,032-0,736) dengan angka kejadian ISPA. (Widyawati et al, 2020) Kebiasaan merokok orang tua menjadikan balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. Milo dkk, menyatakan rumah yang orang tuanya mempunyai kebiasaan merokok berpeluang meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali dibandingkan dengan rumah balita yang orang tuanya tidak merokok (Milo et al, 2015) Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Leuwiliang, dari hasil obervasi langsung kepada 19 orang tua yang anaknya mengalami kejadian ISPA diketahui bahwa 5 dari 19 orang tua menyatakan bahwa kondisi rumah kurang baik seperti kurangnya ventilasi ruangan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sejalan dengan penelitian Widyawati dkk, terdapat hubungan antara status gizi buruk (OR = 8,63; CI 95% = 1,875-39,714), status gizi kurang (OR = 3,776; CI 95% = 1,586-8,988), dan obesitas (OR = 0,154; CI 95% = 0,032-0,736) dengan angka kejadian ISPA. (Widyawati et al, 2020) Gizi yang kurang pada balita juga dapat mempengaruhi kejadian ISPA. Penyakit infeksi dan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik dan sebab akibat.…”
Section: Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Usia 1...unclassified
“…Pada penelitian oleh Huda didapatkan penyebab lain, kenapa sehingga kasus ISPA lebih tinggi pada laki-laki, hal ini berkaitan dengan ukuran tymus pada laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan perempuan sedangkan ukuran timus berbanding terbalik dengan infeksi (Huda et al 2019). Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dilakukuan oleh Widyawati didapatkan dari 120 balita terdiagnosis ISPA menunjukkan hasil lebih tinggi pada perempuan yaitu 67 balita (27,%) dan laki-laki 53 balita (22,1%) (Widyawati et al 2020).…”
Section: Pembahasanunclassified