Permintaan benih bening lobster (BBL) untuk keperluan budi daya baik ekspor maupun dalam negeri masih terus meningkat. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu penghasil BBL di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik sosial ekonomi nelayan BBL dan permasalahan usaha penangkapan BBL serta mengkaji peluang pengembangan pemanfaatan BBL di Banyuwangi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei pada tahun 2020 di Kabupaten Banyuwangi. Analisis data dilakukan secara deskriptif menjelaskan karakteristik sosial ekonomi dan permasalahan dalam usaha penangkapan BBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan BBL pada umumnya berpendidikan rendah dan mempunyai sumber mata pencaharian selain usaha penangkapan BBL. Usaha penangkapan BBL memberikan nilai manfaat ekonomi yang tinggi bagi nelayan. Saat ini, kebijakan larangan ekspor BBL berakibat pada terbatasnya pasar BBL hasil tangkapan. Pengembangan budi daya lobster secara masif diharapkan dapat mendorong pengoptimalan BBL sehingga memberikan nilai tambah yang dapat dinikmati oleh nelayan BBL maupun pembudi daya dan pelaku usaha terkait lainnya. Selanjutnya, kebijakan pemanfaatan BBL yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan membatasi jumlah nelayan BBL yang dapat melakukan penangkapan. Sebagai salah satu bentuk manajemen pengelolaan sumber daya perikanan lobster, kebijakan open closed season penangkapan BBL bisa menjadi salah satu opsi kebijakan yang dilakukan, terutama pada saat produksi BBL rendah.Title: Utilization of Puerulus Seed for Economic Activity of Banyuwangi Coastal CommunitiesThe demand for puerulus (BBL) for export and domestic cultivation increases. Banyuwangi Regency is one of the BBL producers in Indonesia. This research aims to analyze the socio-economic characteristics of BBL fishers, analyze the problems of BBL fishing efforts, and assess development opportunities for the use of BBL in Banyuwangi. The data collection method was done through surveys conducted during 2020 in Banyuwangi Regency. Data analysis was done descriptively explaining socio-economic characteristics and issues to capture BBL. The results showed that BBL fishers are generally poorly educated and have a source of livelihood and BBL fishing efforts. Therefore, BBL capture efforts provide high economic benefit value for fishers. Currently, the BBL export ban policy results in limited BBL catchment markets. Thus, the development of massive lobster cultivation is expected to encourage BBL optimization to provide added value that can be enjoyed by BBL fishermen as well as farmers and other related business actors. Furthermore, sustainable BBL utilization policies can be done by limiting the number of BBL fishers who can make arrests. As a form of lobster fishery resource management, the BBL’s open-closed season fishing policy can be one of the policy options carried out, especially when BBL production is low.