Pendahuluan: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan gangguan metabolisme yang menyumbang 90% - 95%. Keberhasilan terapi DMT2 adalah pengobatan dan self management yang dipengaruhi oleh pengetahuan. Edukasi adalah aspek penting dalam proses penatalaksanaan DM karena kurangnya edukasi dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang cukup membuat pasien memahami kondisi sakitnya sehingga akan mendorong melakukan self management dan kadar glukosa darah akan terkontrol.
Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik responden DMT2; pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah; jenis obat yang digunakan.
Metode: Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 responden DMT2 dengan kriteria inklusi pasien rawat jalan usia 20-65 tahun, data diambil dengan wawancara, pemberian kuesioner dan rekam medik. Intrumen penelitian berupa kuesioner DKQ24 dan DMSQ. Analisis data univariat dengan uji distribusi frekuensi dan uji paired t-test. Analisis bivariat dengan uji wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan pasien yang banyak terdiagnosa DM adalah usia >45 tahun, jenis kelamin perempuan, lama DM 1-5 tahun, dan tingkat pendidikan SD. Hasil uji bivariat menunjukan ada pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah (0,000<0,05). Obat yang paling banyak digunakan adalah metformin (20%).
Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah. Obat yang paling banyak dikonsumsi adalah metformin (20%).
Pendahuluan: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan gangguan metabolisme yang menyumbang 90% - 95%. Keberhasilan terapi DMT2 adalah pengobatan dan self management yang dipengaruhi oleh pengetahuan. Edukasi adalah aspek penting dalam proses penatalaksanaan DM karena kurangnya edukasi dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang cukup membuat pasien memahami kondisi sakitnya sehingga akan mendorong melakukan self management dan kadar glukosa darah akan terkontrol.
Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik responden DMT2; pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah; jenis obat yang digunakan.
Metode: Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 responden DMT2 dengan kriteria inklusi pasien rawat jalan usia 20-65 tahun, data diambil dengan wawancara, pemberian kuesioner dan rekam medik. Intrumen penelitian berupa kuesioner DKQ24 dan DMSQ. Analisis data univariat dengan uji distribusi frekuensi dan uji paired t-test. Analisis bivariat dengan uji wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan pasien yang banyak terdiagnosa DM adalah usia >45 tahun, jenis kelamin perempuan, lama DM 1-5 tahun, dan tingkat pendidikan SD. Hasil uji bivariat menunjukan ada pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah (0,000<0,05). Obat yang paling banyak digunakan adalah metformin (20%).
Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan, self management, dan kadar glukosa darah. Obat yang paling banyak dikonsumsi adalah metformin (20%).