2015
DOI: 10.14710/ik.ijms.20.2.101-112
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hydrodynamics Banten Bay During Transitional Seasons (August-September) (Hidrodinamika Perairan Teluk Banten Pada Musim Peralihan (Agustus–September))

Abstract: Perairan Teluk Banten merupakan wilayah yang sibuk dengan aktivitas wisata bahari, industri, permukiman dan lain-lain. Kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak-dampak negatif seperti pencemaran, erosi, dan masalah lingkungan lainya. Pemahaman mengenai kondisi hidro-oseanografi sangat penting sebagai langkah untuk pengelolaan dan perlindungan wilayah pesisir dan laut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik hidrodinamika di Perairan Teluk Banten pada musim peralihan (Agustus - September) berd… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
16
0
13

Year Published

2017
2017
2024
2024

Publication Types

Select...
9
1

Relationship

4
6

Authors

Journals

citations
Cited by 31 publications
(29 citation statements)
references
References 1 publication
0
16
0
13
Order By: Relevance
“…It reaches 0.85 m.s -1 . On the condition of transport and turbulence occurs rapidly is followed by the higher of scour volume (Wisha et al, 2015). Therefore, the nutrients at the bottom will be suspended and carried up to the upstream (Chanson, 2001).…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…It reaches 0.85 m.s -1 . On the condition of transport and turbulence occurs rapidly is followed by the higher of scour volume (Wisha et al, 2015). Therefore, the nutrients at the bottom will be suspended and carried up to the upstream (Chanson, 2001).…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Kondisi skewness/kemencengan secara umum pada daerah penelitian masuk dalam kondisi positively skewed atau condong positif yang mengindikasikan bahwa kondisi dilokasi berada pada substrat berukuran halus yaitu lanau hingga lumpur dimana hal tersebut ditemukan dalam Surbakti (2010), bahwa skewness pada muara sungai berada pada kisaran rata-rata simetris, halus, hingga sangat halus. Nilai statistik sedimen berupa kurtosis menurut Darlan (1996) Berdasarkan hasil permodelan hidrodinamika didapatkan nilai kecepatan arus longshore berkisar antara 0-0.12 m.s -1 pada kondisi pasang purnama dan berkisar antara 0-0.08 m.s -1 pada kondisipasang perbani (Gambar 4), simulasi model dilakukan pada lokasi dekat pantai sehingga cukup mewakili pergerakan arus sepanjang pantai yang meningkat kecepatannya pada kondisi pasut purnama (Wisha et al, 2015). Berbeda dengan hasil pengukuran kecepatan dan arah arus di setiap stasiun pengambilan sampel, terlihat bahwa kecepatan arus bervariasi di setiap stasiun berkisar antara 0.014-0.486 m.s -1 (Tabel 6), dengan kecepatan arus tertinggi berada pada stasiun BR 5, BR 7, BR 9, BR 11 dan BRB 2 yang berlokasi di wilayah yang jauh dari daratan, pada kecepatan arus yang lebih tinggi partikel sedimen yang telah mengalami resuspensi dan tertransport ke wilayah tersebut akan sukar mengendap dan akan terdistribusi oleh arus ke wilayah lain hingga terendapkan (Wisha dan Aida, 2016a), di stasiun lain kecepatan arus lebih rendah salah satunya untuk stasiun BR 16, kecepatan arus pada stasiun tersebut hanya mencapai 0,06 m.s -1 dengan dominasi arah arus menuju ke Tenggara, kecepatan arus yang lemah tersebut mengakibatkan pengendapan sedimen semakin cepat karena perairan cenderung lebih tenang (Boer et al, 2005).…”
Section: Gambar 1 Peta Lokasi Penelitianunclassified
“…Dari hasil perhitungan error dan verifikasi hasil model terlihat bahwa grafik kecepatan arus hasil model dan data lapangan memiliki fluktuasi kecepatan arus yang hamper sama (Gambar 10) dan fasa pasang surut antara hasil permodelan dengan data lapangan hampir sama namun pada akhir simulasi terdapat anomaly fasa pasang surut dan cenderung lebih fluktuatif tunggang pasang surutnya, hal tersebut diakibatkan oleh pembentukan pasang surut dan gelombang yang terjadi secara bersamaan (Gambar 11), menurut Wisha et al (2015) pasang surut terjadi bersamaan dengan gelombang dan menyebabkan muka air laut yang terjadi akan relative tidak konstan.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified