2021
DOI: 10.35718/specta.v5i2.327
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identifikasi Kandungan Batubara Cair Tipe Lignit Menggunakan Metode Pirolisis Daerah Kecamatan Pasir Balengkong Provinsi Kalimantan Timur

Abstract: Batubara merupakan endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan dan bisa terbakar. Batubara mempunyai beberapa tipe yaitu antrasite, bituminous, sub-bituminous dan lignite. Pembagian jenis batubara dibagi menjadi sumber penghasil energi primer dan penghasil energi sekunder, dimana nilai jual batubara tipe lignit sebagai penghasil energi sekunder sangatlah rendah sehingga perlu dilakukan inovasi untuk mengubah batubara tipe lignit, salah satunya dengan metode pencaira… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Selain terbentuk dari senyawa-senyawa organik, batubara juga mengandung senyawa anorganik terutama unsur mineral yang berasal dari lempung, pasir kuarsa, batu kapur dan sebagainya (Arif, 2014). Sebagai penghasil energi, batubara dibedakan menjadi 2 yaitu penghasil energi primer, yang langsung digunakan seperti industri semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar pembuatan kapur tohor, bahan bakar pembuatan genteng, bahan bakar lokomotif, pereduksi proses metalurgi, kokas konvensional, serta bahan bakar tidak berasap (smokes fuel) dan sebagai penghasil energi sekunder, yaitu tidak langsung dipergunakan untuk industri, melainkan sebagai bahan bakar padat (briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), serta konversi menjadi bahan bakar gas (Sukandarrumidi, 2014;Huseini, Solihin dan Pramusanto, 2018;Haryadi, Nas dan Azizi, 2020;Lubis, Hervani dan Sasria, 2021). Koalifikasi (pembentukan batubara) merupakan proses pengeluaran berangsur-angsur dari zat pembakar (O2) dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) hingga akhirnya menyebabkan konsentrasi karbon tetap (fixed carbon) dalam bahan asal batubara meningkat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain terbentuk dari senyawa-senyawa organik, batubara juga mengandung senyawa anorganik terutama unsur mineral yang berasal dari lempung, pasir kuarsa, batu kapur dan sebagainya (Arif, 2014). Sebagai penghasil energi, batubara dibedakan menjadi 2 yaitu penghasil energi primer, yang langsung digunakan seperti industri semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar pembuatan kapur tohor, bahan bakar pembuatan genteng, bahan bakar lokomotif, pereduksi proses metalurgi, kokas konvensional, serta bahan bakar tidak berasap (smokes fuel) dan sebagai penghasil energi sekunder, yaitu tidak langsung dipergunakan untuk industri, melainkan sebagai bahan bakar padat (briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), serta konversi menjadi bahan bakar gas (Sukandarrumidi, 2014;Huseini, Solihin dan Pramusanto, 2018;Haryadi, Nas dan Azizi, 2020;Lubis, Hervani dan Sasria, 2021). Koalifikasi (pembentukan batubara) merupakan proses pengeluaran berangsur-angsur dari zat pembakar (O2) dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) hingga akhirnya menyebabkan konsentrasi karbon tetap (fixed carbon) dalam bahan asal batubara meningkat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Batubara dibedakan menjadi dua golongan low-rank dan high rank. Batubara dengan kalori rendah atau low-rank (lignit dan subbituminus) lebih banyak jumlahnya (Lubis et al, 2021). Cadangan batubara low rank yang tinggi perlu dimaksimalkan melalui eksplorasi dengan mempertimbangkan karakterisasi agar didapatkan kualitas low rank yang terbaik.…”
Section: Kajian Teori Batubaraunclassified