Abu batubara merupakan limbah sisa pembakaran batubara pada PLTU, baik berupa fly ash maupun bottom ash. PLTU PT. Wanatiara Persada terkategori PLTU Mulut Tambang karena letaknya dalam lokasi wilayah izin penambangan. Abu batubara sisa pembakarannya masih terkategori limbah B3 sehingga perlu diidentifikasi potensi pemanfaatannya (salah satunya sumber LTJ) guna mengurangi volumenya yang besar. Fly ash ukuran butirnya lebih halus (76,15% lolos ayakan 200 mesh) dibandingkan bottom ash (hanya 6,75% lolos ayakan 200 mesh) sesuai dengan hasil ayak basah dan pengamatan morfologi butir dengan menggunakan mikroskop bijih. Kandungan mineral bottom ash adalah kuarsa, aragonite, siderite dan hematit sedangkan fly ash kandungannya kuarsa, muskovit, periclase, hematit, magnetit dan pirit. Oksida dominannya untuk kedua sampel adalah SiO2 (50,6-67,9%), Al2O3 (8,15-21,9%), Fe2O3 (7,76-10,8), dan CaO (2,55-7,54%). Abu batubaranya terkategori kelas F. Kandungan logam tanah jarangnya untuk fly ash sebesar 190,07 ppm sedangkan pada bottom ash sebesar 142,64 ppm. Kandungan LTJ yang dominan pada sampel fly ash adalah Ce (61,8 ppm), Nd (31,8 ppm), Y (26,3 ppm), La (23,9 ppm) sedangkan pada bottom ash 4 unsur tersebut juga dominan, dimana Ce (46,2 ppm), Nd (24,1 ppm), Y (21 ppm), dan La (18,6 ppm). LTJ yang dominan adalah LTJ ringan (LREE) dibandingkan LTJ berat (HREE), perbandingannya adalah 175,27 ppm : 14,8 ppm atau 11,84 : 1 (sampel fly ash) sedangkan sampel bottom ash perbandingannya 131,04 ppm : 11,6 ppm atau 11,3 : 1.