2018
DOI: 10.36376/bmj.v5i1.28
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identifikasi Kualitas Mata Air Sebagai Sumber Air Minum Tanpa Pengolahan Di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Tahun 2018

Abstract: Pendahuluan : Air merupakan sumber daya alam yang dilukan untuk hajat hidup orang banyak (Efendi, 2003). Berdasarkan . Men. Kes. No. 492/MENKES//IV/2010, bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan memenuhi syarat kesehatan dapat langsung diminum. Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 8 banjar dinas, salah satunya adalah banjar dinas Tatag yang menjadi pusat dalam pemanfaatan sumber mata air minum pada wilayah desa tersebut. Metode: Jenis penelitian … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Sumber mata air alami (beji) tersebut biasanya secara tradisional digunakan untuk tirta (air suci) untuk kegiatan upacara agama di Bali, dan berdasar pengamatan langsung biasanya juga digunakan untuk keperluan upacara (tirta) maupun sehari-hari dan dikonsumsi langsung tanpa dimasak ataupun difiltrasi, sehingga cemaran biologis maupun kimia yang mungkin terdapat dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang menggunakan. Sebelumnya beberapa penelitian tentang kualitas air beji telah dilakukan namun pada lingkup yang terbatas seperti pada beji di Kabupaten Gianyar (Gargitha et al, 2016), beji di Desa Sanggalangit (Faisal dan Atmaja, 2019) dan sumber air Kecamatan Sukasada (Fitriani dan Sriartha, 2021) di Kabupaten Buleleng, mata air di Desa Susut kabupaten Bangli (Aryasa et al, 2019), serta beji di Desa Kukuh Kabupaten Tabanan (Putri et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sumber mata air alami (beji) tersebut biasanya secara tradisional digunakan untuk tirta (air suci) untuk kegiatan upacara agama di Bali, dan berdasar pengamatan langsung biasanya juga digunakan untuk keperluan upacara (tirta) maupun sehari-hari dan dikonsumsi langsung tanpa dimasak ataupun difiltrasi, sehingga cemaran biologis maupun kimia yang mungkin terdapat dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang menggunakan. Sebelumnya beberapa penelitian tentang kualitas air beji telah dilakukan namun pada lingkup yang terbatas seperti pada beji di Kabupaten Gianyar (Gargitha et al, 2016), beji di Desa Sanggalangit (Faisal dan Atmaja, 2019) dan sumber air Kecamatan Sukasada (Fitriani dan Sriartha, 2021) di Kabupaten Buleleng, mata air di Desa Susut kabupaten Bangli (Aryasa et al, 2019), serta beji di Desa Kukuh Kabupaten Tabanan (Putri et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…12 Penelitian serupa juga pernah di lakukan Suryono dkk (2018) yang berjudul Kontaminasi Arsen, Merkuri dan Magnesium pada Air Laut, Sedimen dan Anadara inaequivalvis (Mollusca: Bivalvia, Bruguiera, 1792) di Perairan Brebes,Indonesia yaitu didapatkan konsentrasi Arsen (As) dalam daging kerang dan air laut menunjukan korelasi dan perbedaan nyata yaitu didapatkan hasil As (r = 0,56, p ≥ 0,05). 13 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mabuat dkk (2017 Berat Arsen lebih tinggi dari yang terakumulasi pada biota di muara sungai Tallo Makassar dapat di lihat dari hasil perhitungan yang didapat yaitu pada ikan (0,5), gastropoda (7,5), dan plankton (0,5). Salah satu penyebab yang mungkin adalah masuknya bahan sisa suatu kegiatan yang dihasilkan antara lain dari hasil pertambangan.…”
Section: Pendahuluanunclassified