Abstract. S. aureus infections often occur in a community or hospital environment and management is still difficult due to the emergence of strains that are resistant to many antibiotics such as Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Herbal medicine is an alternative treatment that is often used, including Arabica Coffee (Coffea Arabica) and black tea (Camelia Sinensis). Arabica coffee and black Tea contain polyphenols known as caffeine, chlorogenic acid and catechins. The catechins in black tea, namely epigallocatechin gallate (EGCG) and chlorogenic acid in coffee, have been proven to have antibacterial power against gram-positive bacteria. In gram-positive bacteria, EGCG and chlorogenic acid are able to inhibit the synthesis of the bacterial wall. This research used an experimental in vitro study with the method used by Kirby Bauer disc diffusion with 5 samples, Arabica coffee water extract and black tea water extract in two concentrations, 50% and 100% as treatment, and the antibiotic Vancomycin with a concentration of 100% as a positive control. The research results showed that Arabica coffee water extract had an average zone of inhibition, at a concentration of 100% (14.2 mm) and a concentration of 50% (9.7 mm) with a probability value (p-value) of 0.009 (p≤0, 01), while an inhibition zone was found in black tea water extract at a concentration of 100% (16.2 mm) and a concentration of 50% (11.5 mm) with a probability value (p-value) of 0.009 (p≤0.01) against Methicillin-resistant S. aureus. In conclusion, the inhibitory power of Black Tea water extract is stronger than that of Arabica coffee water extract against Methicillin-resistant Staphylococcus aureus bacteria.
Abstrak. Infeksi S. aureus sering terjadi pada suatu komunitas atau lingkungan rumah sakit dan untuk pengelolaannya menjadi sulit karena munculnya strain yang resisten terhadap banyak obat antibiotik seperti Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Obat herbal merupakan salah satu pengobatan alternatif yang sering dipergunakan, diantaranya terdapat kopi Arabika (Coffea Arabika) dan teh hitam (Camelia Sinensis). Kopi arabika dan teh hitam memiliki kandungan polifenol yang dikenal sebagai kafein, asam klorogenat dan katekin. Katekin pada teh hitam yaitu epigallocatechin gallat (EGCG) dan asam klorogenat pada kopi terbukti memiliki daya antibakteri terhadap bakteri gram positif. Pada bakteri gram positif EGCG dan asam klorogenat mampu menghambat sintesis dari dinding bakteri. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental in vitro dengan metode yang digunakan disc diffusion Kirby Bauer dengan 5 sampel, yakni ekstrak air kopi Arabika dan ekstrak air teh hitam dalam dua konsentrasi yaitu 50% dan 100% sebagai perlakuan, dan antibiotik Vancomycin degan konsentrasi 100% sebagai kontrol positif. Hasil penelitian didapatkan ekstrak air kopi Arabika memiliki rata-rata zona inhibisi yaitu pada konsentrasi 100%, (14,2 mm) dan konsentrasi 50% (9,7 mm) dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,009 (p≤0,01), sedangkan ditemukan zona inhibisi pada ekstrak air teh hitam pada konsentrasi 100%, (16,2 mm) dan konsentrasi 50% (11,5 mm) dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,009 (p≤0,01) terhadap Methicillin-resistant S. aureus. Kesimpulannya, bahwa daya hambat ekstrak air Teh Hitam lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak air kopi Arabika terhadap bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus.