Abstract. Storytelling is one of the most important activities to stimulate children's cognitive, affective, and psychomotor development. The form of the storytelling process that is quite popular is through fairy tales, which is also a way of conveying information, messages, and values verbally. Storytelling activities during the pandemic can be done online. One of the communities that is actively holding online storytelling activities during this pandemic is Familia Kreativa, an educational community in Bandung which has held 12 online storytelling sessions within a period of six months. The process of online storytelling is quite different as it is divided into three segments. First, the opening which consists of the process of introduction, singing, and the formation of initial interactions. The second segment is the main event. The last is the interactivity segment, in this session participants are invited to interact actively using digital activity sheets that are worked on and reviewed together through video conference. The method in this study uses a qualitative descriptive approach, with several data collection techniques, such as literature study, observation and interviews involving organizers and participants. The conclusion of this study illustrates that the online storytelling process can be made in various ways of interactivity to make it more interesting so that it can increase the interaction between storytellers and participants.
Abstrak. Kegiatan bercerita kepada anak-anak merupakan salah satu aktivitas yang cukup penting untuk menstimulus perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor mereka. Bentuk proses bercerita yang cukup populer dan kerap dilakukan adalah melalui dongeng, yang juga merupakan cara untuk menyampaikan informasi, pesan-pesan dan nilai-nilai secara verbal. Kegiatan mendongeng pada masa pandemi bisa dilaksanakan secara daring. Salah satu komunitas yang aktif mengadakan kegiatan mendongeng secara daring selama pandemi ini adalah Familia Kreativa, sebuah komunitas keluarga kreatif di Bandung yang telah mengadakan 12 kali sesi mendongeng secara daring dalam periode enam bulan. Proses mendongeng daring ini tergolong berbeda karena dibagi dalam tiga segmen. Pertama, pembukaan yang terdiri dari proses perkenalan, bernyanyi, dan menjalin interaksi awal. Segmen kedua adalah acara inti, yakni mendongeng. Segmen terakhir adalah segmen interaktivitas, pada sesi ini peserta diajak aktif berinteraksi dengan menggunakan lembar aktivtitas digital yang dikerjakan dan diulas bersama-sama melalui aplikasi video konferensi. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan beberapa teknik pengumpulan data, seperti studi literatur, observasi dan wawancara yang melibatkan penyelenggara dan peserta. Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa proses mendongeng secara daring dapat dibuat dalam beragam variasi interaktivitas untuk membuatnya lebih menarik dan tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan interaksi antara pendongeng dengan peserta.