Artemia is usually given as live feed in shrimp and fish hatcheries. Bioencapsulation of Artemia with Spirulina sp. is thought to increase disease resistance. One disease that often harms aquaculture is infection by Vibrio. The study aimed to determine the significance of artemia's nauplii biocapsulation to increased resistance against infection by Vibrio spp. The research method used is experimental laboratories with a non-parametric approach. The resistance variable is measured as the survival rate. Bioencapsulation of Artemia uses 4 levels of Spirulina sp. concentration: 0 (control), 300, 600, 900 mg/L, while the challenge test uses 8 levels of Vibrio: Non-Vibrio (control), Vibrio vulnificus (Vv), V. harveyi (Vh), V. parahaemolyticus (Vp), a combination of the two: (Vv+Vh), (Vv+Vp), (Vh+Vp), as well as a combination of the three: (Vh+Vp+Vv). Kruskal Wallis test was conducted to find out the difference in artemia survival rates between groups, then the U Mann-Whitney test to find out pairs between groups that have significant differences. Kruskal Wallis analysis showed only spirulina sp concentrations that produce a significant effect (p=0.00) on the survival rate of nauplii Artemia, while Vibrio spp. have no effect (p=0.32). Based on the U Mann-Whitney test, all spirulina sp concentration groups are significantly different from control (p<0.05), and only the group 300 to 600 mg/L is not different (p=0.42). Spirulina sp. 300 mg/L can increase survival rates to 77.92%, 600 mg/L to 77.50%, and 900 mg/L to 66.67%. In conclusion, it is optimal to increase Artemia's resistance to Vibrio spp. can be done with bioencapsulation of Spirulina sp. 300 mg/L. Artemia biasa diberikan sebagai pakan hidup pada usaha pembenihan udang maupun ikan. Bioenkapsulasi Artemia dengan Spirulina sp. diduga dapat meningkatkan resistensi terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang sering merugikan usaha akuakultur adalah infeksi oleh bakteri Vibrio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat signifikansi bioenkapsulasi naupli Artemia terhadap peningkatan resistensi melawan infeksi oleh Vibrio spp. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan pendekatan non-parametrik. Variabel resistensi diukur sebagai tingkat kelangsungan hidup. Bioenkapsulasi Artemia menggunakan 4 taraf konsentrasi Spirulina sp.: 0 (kontrol), 300, 600, 900 mg/L,sedangkan uji tantang menggunakan 8 taraf jenis Vibrio: Non-Vibrio (kontrol), Vibrio vulnificus (Vv), V. harveyi (Vh), V. parahaemolyticus (Vp), kombinasi dari dua Vibrio: (Vv+Vh), (Vv+Vp), (Vh+Vp), serta kombinasi dari ketiganya: (Vh+Vp+Vv). Uji Kruskal Wallis dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelangsungan hidup Artemia antar kelompok, selanjutnya dilakukan uji U Mann-Whitney untuk mengetahui pasangan antar kelompok yang memiliki perbedaan signifikan. Hasil analisis Kruskal Wallis menunjukkan bahwa hanya konsentrasi Spirulina sp. yang menghasilkan pengaruh signifikan (p=0,00) terhadap tingkat kelangsungan hidup naupli Artemia, sedangkan jenis Vibrio spp. tidak berpengaruh (p=0,32). Berdasarkan uji U Mann-Whitney, semua kelompok konsentrasi Spirulina sp berbeda secara signifikan terhadap kontrol (p<0,05), dan hanya kelompok. 300 terhadap 600 mg/Lyang tidak berbeda (p=0,42). Pemberian Spirulina sp. sebanyak 300 mg/Ldapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup menjadi 77,92%, 600 mg/Lmenjadi 77,50%, dan 900 mg/Lmenjadi 66,67%. Kesimpulannya, secara optimum untuk meningkatkan resistensi Artemia terhadap Vibrio spp. dapat dilakukan dengan bioenkapsulasi Spirulina sp. 300 mg/L.