Impact of risk aversion on fertiliser use: evidence from Vietnam

Khor, Ling Yee; Ufer, Susanne; Nielsen, Thea; Zeller, Manfred

doi:10.1080/13600818.2018.1445212

Cited by 21 publications

(17 citation statements)

References 33 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Menurut Babcock (1992) penggunaan pupuk berlebih dilakukan oleh petani untuk mengurangi peluang terjadinya penurunan produksi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Finger (2012), Nugroho (2017) dan Khor et al (2018) mencoba mengaitkan keputusan penggunaan pupuk oleh petani dengan preferensi risiko. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat preferensi yang cenderung menghindari risiko (risk aversion) mendorong petani menggunakan pupuk dalam jumlah berlebih (overuse).…”

Section: Pendahuluanunclassified

“…Dampak tingkat risk preference terhadap penggunaan pupuk berlebih pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Liu & Huang (2013), Nugroho (2017) dan Khor et al (2018) dimana petani dengan rata-rata preferensi risiko risk averse cenderung menggunakan pupuk secara berlebih (overuse) untuk mengurangi risiko gagal produksi. Penelitian Liu & Huang (2013) dan Khor et al (2018) menemukan hubungan tingkat risk aversion terhadap penggunaan input tertentu (pupuk atau pestisida) tanpa mempertimbangkan apakah kuantitas input tersebut melebihi dosis ataukah sudah optimal, sedangkan Nugroho (2017) menemukan bahwa rumah tangga petani dengan rata-rata preferensi risiko risk averse cenderung berpeluang overuse dalam penggunaan urea. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat risk preference terhadap pengurangan penggunaan urea dengan satuan kg/ha (data kontinyu).…”

Section: Analisis Regresi Pada Model Tobitunclassified

“…Pada penelitian ini pendidikan diwakili oleh lamanya sekolah kepala rumah tangga. Menurut Khor et al (2018) perbaikan informasi kepada petani tentang dampak penggunaan pupuk berlebih dapat diperbaiki salah satunya melalui pendidikan. Namun hasil empiris pada penelitian ini menunjukkan bahwa lamanya pendidikan tidak signifikan dalam mengurangi kelebihan penggunaan pupuk oleh rumah tangga petani.…”

Section: Analisis Regresi Pada Model Tobitunclassified

“…Harga urea berkorelasi negatif dan signifikan dalam mengurangi kelebihan penggunaan urea. Menurut Zerfu & Larson (2010), Wakeyo & Gardebroek (2013), Sheahan et al (2016), Sinyolo et al (2016) dan Khor et al (2018) penggunaan pupuk sangat dipengaruhi oleh harganya. Kemampuan petani membeli pupuk tergantung harganya sehingga jika harga semakin mahal maka jumlah pupuk yang dibeli semakin sedikit.…”

Section: Analisis Regresi Pada Model Tobitunclassified

See 3 more Smart Citations

Peran Penyuluhan Pertanian dan Preferensi Risiko terhadap Penggunaan Pupuk Berlebih pada Usaha Tani Padi

Zikria

Damayanti

2019

j. agro ekon.

View full text Add to dashboard Cite

Fertilizer overuse was expected to increase rice production. Yet it might decrease soil fertility in the long term. In Indonesia, there were more than 50% of farm households who used nitrogen fertilizer in excess although government recommendation was 250 kg/ha. In 2010, the average of nitrogen fertilizer overuse was 285 kg/ha and it decreased to 278 kg/ha in 2016. This study was aimed to analyse the impact of agricultural extension and risk preference on fertilizer overuse using Patanas Survey in 2010 and 2016. Those effects were estimated with Tobit model. Risk preference of farm households were estimated with non-parametric model using Just-Pope production function. The empirical results showed that agricultural extension reduced significantly fertilizer overuse in rice farming. Moreover, this study found that degree of risk preference negatively and significantly affected on fertilizer overuse. If degree of risk preference increased by one unit then fertilizer overuse decreased by 1.36 kg/ha, so its efficiency was only Rp2,448/ha. The cost efficiency was small because this study only used nitrogen fertilizer overuse as dependent variable whose dose was recommended by Ministry of Agriculture. Hence, other chemical fertilizer dose should be recommended by creating a regulation so fertilizer overuse could be prevented. ABSTRAKPenggunaan pupuk berlebih dilakukan untuk meningkatkan produksi padi. Namun dalam jangka panjang penggunaan pupuk yang berlebih dapat menurunkan kesuburan tanah. Lebih dari 50% rumah tangga petani di Indonesia menggunakan urea secara berlebih meskipun pemerintah telah merekomendasikan sebesar 250 kg/ha. Pada tahun 2010 rata-rata penggunaan urea berlebih mencapai 285 kg/ha sedangkan pada tahun 2016 rata-rata penggunaanya menjadi 278 kg/ha. Dengan menggunakan data Survei Panel Petani Nasional (Patanas) Tahun 2010 dan Tahun 2016, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran penyuluhan pertanian dan preferensi risiko terhadap kelebihan penggunaan pupuk. Dampak tersebut diestimasi dengan model tobit. Preferensi risiko rumah tangga petani dihitung dengan model nonparametrik menggunakan fungsi produksi Just-Pope. Hasil empiris menunjukkan bahwa penyuluhan pertanian berperan signifikan dalam mengurangi kelebihan penggunaan pupuk pada usaha tani padi. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa tingkat risk preference berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kelebihan penggunaan pupuk. Kenaikan satu unit tingkat risk preference mengakibatkan rumah tangga petani mengurangi kelebihan penggunaan pupuk sebanyak 1,36 kg/ha sehingga terjadi efisiensi sebesar Rp2.448/ha. Kecilnya efisiensi biaya dalam penelitian dikarenakan penggunaan pupuk yang diukur sebagai variabel dependen hanya urea dengan dosis yang telah ditetapkan oleh Kementan. Oleh karena itu perlu adanya regulasi yang mengatur dosis penggunaan pupuk kimia lain sehingga penggunaan pupuk berlebih dapat dicegah.Kata kunci: penyuluhan pertanian, preferensi risiko, overuse, urea, model nonparametrik

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Section: Analisis Regresi Pada Model Tobitunclassified

See 2 more Smart Citations

Peran Penyuluhan Pertanian dan Preferensi Risiko terhadap Penggunaan Pupuk Berlebih pada Usaha Tani Padi

Zikria

Damayanti

2019

j. agro ekon.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…The use of experimentally elicited measures of risk preference to predict agricultural field behaviours has had mixed results throughout the recent literature. These findings include risk aversion: 1) delaying the adoption of modern seed varieties [9], 2) having either a positive or an ambiguous effect on fertiliser application [10,11], 3) increasing pesticide use [9,12,13], 4) either increasing or having no significant effect on crop diversification [13,14], and 5) decreasing farm production risk [15]. Based on the results of such prior literature, further investigation and result verification in new regions are essential.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Determinants of Risk-Dependent Agricultural Field Behaviours in Bhutan

Gensits¹

2019

IJAE

View full text Add to dashboard Cite

This article investigates the power of individual risk preference in combination with socio-economic and demographic characteristics to predict ten agricultural field behaviours in a developing country. A sample of 163 farmers from western-central Bhutan was interviewed regarding their farm management practices. Their risk preference was then experimentally elicited using a modified Multiple Price List. The results show farm size as being a primary determinant of income diversification, nitrogenous fertiliser application, and pesticide use. Farm diversification is most dependent on the household head's level of education and the quantity of farm labour available. Finally, both income diversification and farm diversification are shown to have an inverse relationship with loss risk aversion. On the basis of the findings of this article, agricultural policy and programmes can increase their efficacy and efficiency by targeting agrarian Bhutanese households based on their characteristics.

show abstract