Identitas diri adalah proses individu dengan peran yang unik dalam hidup. Pandangan orientasi seksual di Indonesia dapat mempengaruhi keputusan seorang homoseksual untuk mengungkapkan jati diri kepada lingkungan. Homoseksual menjadi fenomena sosial yang berkembang memicu berbagai reaksi oleh lingkungan. Sebagian masyarakat di Indonesia memberikan respon negatif terhadap fenomena homoseksual, Karena perilakunya yang menyimpang dan tidak dapat diterima masyarakat. Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma fenomenologi yang merujuk dari Husserl, paradigma ini menggali nilai dan pengalaman yang pernah dialami manusia. Teori dalam penelitian ini antara lain komunikasi interpersonal, pengungkapan diri, dan teori penetrasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara komunikasi seorang homoseksual mengungkapkan identitas diri di khalayak tertentu. Dengan ini peneliti menggunakan metode pengambilan data wawancara mendalam dan observasi selama 3 bulan, sejak Januari 2022 hingga 3 Maret 2022. Kemudian, peneliti menemukan adanya faktor sosial yang mempengaruhi komunikasi interpersonal tentang pengungkapan identitas diri, banyak yang memilih untuk menutupi dan juga menunjukkan identitas dirinya kepada teman sebaya. Faktor sosial hubungan antara komunikasi interpersonal terhadap interaksi teman sebaya memiliki kepercayaan, keyakinan, dan pengetahuan dalam mengungkapkan identitas diri (self disclosure). Dengan itu dapat disimpulkan bahwa teman sebaya dapat mendukung capaian ungkapan identitas diri (self disclosure) terhadap seorang homoseksual.