Salah satu persoalan yang terjadi di daerah sentra produksi adalah pemotongan betina produktif. Fenomena tersebut diduga terjadi pula di Timor Barat sebagai salah satu daerah kantong produksi sapi bali. Sapi bali adalah salah satu plasma nuftah yang memiliki persoalan sistemik karena melibatkan banyak pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengendalian pemotongan betina produktif dalam manajemen dan kelembagaan aktual. Pendekatan pemahaman sistem agribisnis sapi bali di Timor Barat dilakukan dengan prespektif dinamika sistem. Informan kunci ditentukan melalui pemetaan pelaku dalam rantai pasok sapi bali. Penentuan informan kunci menggunakan metode snow ball sampling. Banyaknya informan kunci tergantung pada kejenuhan informasi yang diperoleh. Data, informasi, dan pengetahuan primer dikumpulkan berdasarkan observasi, focuss group diskusi (FGD), dan wawancara mendalam (indepth study) dengan informan kunci. Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas: data numerik, data tertulis, dan model mental. Pemodelan dengan dinamika sistem akan menggunakan perangkat lunak Ventana Simulation (Vensim). Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan manajemen dan kelembagaan aktual yang melibatkan berbagai pelaku dalam sistem ketersediaan daging sapi untuk pasar lokal belum memiliki peran untuk pengendalian pemotongan betina produktif. Kebijakan yang diperlukan untuk mengendalikan pemotongan sapi bali betina produktif, adalah meningkatkan calf crop dan menekan mortalitas.Kata kunci: betina produktif, pemotongan, sapi bali, sistem, Timor Barat. ABSTRACTOne of the problems that occur in the center of production is slaughtering productive cows. This phenomenon is thought to occur in West Timor as one of the production center of bali cattle production. Bali cattle are one of the plasma nuftah which has systemic problems due to involve many actors. This study aims to determine the efforts to control the slaughtering of productive cows in actual management and institutions. An understanding approach to the bali cattle agribusiness system is carried out with a perspective dynamics system. Key informants were determined through mapping of actors in the supply chain of bali cattle. Determination of key informants is applying the snow ball sampling methods. Data are collected based on observation, FGD, and in-depth interviews. Data collected consists of: numeric and written data, and also mental models. Modeling with dynamics system will use Vensim software. The results show that actual management and institutions do not yet have a role to control the slaughtering of productive cows. The policy needed to control the slaughter of productive bali cows is to increase calf crop and reduce mortality.Keywords: productive, slaughtering, bali cows, system, West Timor