Krisis air perkotaan merupakan masalah yang semakin mengkhawatirkan di Kota Bandung, Indonesia, seiring dengan pesatnya urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang membebani sumber daya dan infrastruktur air yang ada. Penelitian ini mengeksplorasi peran penting perencanaan kota yang berkelanjutan dalam memitigasi krisis air perkotaan dan mengusulkan pendekatan terpadu yang melibatkan infrastruktur hijau, teknologi pemantauan, dan kebijakan publik. Data survei dari berbagai kelompok penduduk Kota Bandung menunjukkan tingkat kesadaran yang cukup tinggi tentang isu-isu pengelolaan air perkotaan (skor kesadaran rata-rata: 3,8) dan kesepakatan yang kuat tentang pentingnya praktik-praktik air yang berkelanjutan (skor sikap rata-rata: 4,2). Temuan ini memberikan landasan untuk meningkatkan strategi pengelolaan air perkotaan. Kota Bandung dapat memanfaatkan sikap positif warganya dan menargetkan kampanye kesadaran untuk menumbuhkan masyarakat yang lebih sadar air. Selain itu, sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk mengintegrasikan infrastruktur hijau dan teknologi pemantauan ke dalam proses perencanaan kota, selaras dengan kebijakan yang mendukung. Dengan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut, Kota Bandung dapat mengatasi krisis air perkotaan secara efektif, memastikan masa depan air yang berkelanjutan dan tangguh bagi para penghuninya.