ABSTRAKObjectives: to find correlation between risk factors and classification of SSI, the distribution of SSI, and cost in Soetomo Hospital. Materials and Methods: descriptive retrospective observational with correlation analysis between risk factors and SSI classification according to Centers for Disease Control (CDC) definition with univariate analysis. Sub-group descriptive analysis on microbiology result, length of stay (LOS) and cost was also performed. All patients was diagnosed SSI between January 2015 until June 2017. Results: age, referral cases, Body Mass Index, Hemoglobin and Albumin results, types of surgery, types of case are the risk factors we included. Analysis result shows no strong and significance correlation in all risk factors (r 0.053 -0.447; p 0.072 -0.971). According to SSI types, the distribution are: superficial (7; 13.2%), deep (26; 49.1%), organ/space (20; 37.7%). Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) was obtained in 19 (14 Obstetrics; 5 Gynecology) from 28 patients with microbiology results. Five deaths occured in ESBL patients (1 Obstetrics; 4 Gynecology; ratio 1 : 11.2). Mean length of stay in Obstetrics and Gynecology was 41.7 and 19.2 days, respectively. Mean cost per day in Obstetrics and Gynecology was 1.2 amd 2.6 million rupiah, respectively. Conclusions: no strong and significant results in all risk factors. Death rate in SSI and malignancy with positive ESBL result are high. Less cost needed for SSI patients, but with longer LOS. Comprehensive approaches are needed to patients at risk of SSI, further study with larger sample are needed.Tujuan: mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan derajat keparahan SSI, distribusi SSI, dan biaya yang diperlukan. Bahan dan Metode: deskriptif retrospektif observasional dengan analisis faktor resiko dan hubungan dengan jenis SSI. Dilakukan analisis sub grup terhadap hasil biakan kuman, lama masa inap dan biaya yang diperlukan. Hasil: usia, rujukan, indeks massa tubuh, kadar Hb, Albumin, setting operasi, dan jenis kasus merupakan faktor resiko yang kami pilih. Hasil analisis menunjukkan tidak ada korelasi yang kuat dan kemaknaan pada semua faktor resiko (r 0,053 -0,447; p 0,072 -0,971). Distribusi SSI menurut jenisnya: superficial (7; 13,2%), deep (26; 49,1%), organ/space (20; 37,7%). Kuman dengan Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) didapatkan pada 19 (14 Obstetri; 5 Ginekologi) dari 28 pasien dengan biakan kuman. Lima kematian pada SSI dengan ESBL (1 Obstetri; 4 Ginekologi). Rerata masa inap pada Obstetri dan Ginekologi 41,7 dan 19,2 hari. Rerata biaya per hari untuk Obstetri dan Ginekologi berurutan 1,2 dan 2,6 juta rupiah. Kesimpulan: tidak ada faktor resiko yang bermakna dengan korelasi yang kuat. Kematian pada pasien SSI dan keganasan dengan hasil biakan kuman ESBL (+) sangat tinggi. Biaya yang diperlukan untuk merawat pasien dengan SSI lebih sedikit namun dengan masa rawat inap yang jauh lebih lama. Diperlukan penanganan yang lebih komprehensif terhadap pasien dengan resiko SSI dan studi lebih lanjut dengan sampel yang lebi...