PENDAHULUANSampai tahun 2005, luas tambak di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 42.839 ha (Anonim, 2005). Tambak tersebut tersebar di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Luwu Utara (Lutra), Luwu, Wajo, Bone, dan Sinjai, serta Kota Palopo dengan luas masing-masing berturutturut 5. 441, 7.628, 4.408, 12.988, 10.810, 678, dan 916 ha. Produktivitas tambak di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan masih tergolong rendah, terutama untuk udang dan bandeng. Pantai Timur Sulawesi Selatan juga masih memiliki potensi lahan seluas 15.000 ha untuk budidaya tambak (DKP, 2005). Dengan demikian, masih ada peluang peningkatan produksi budidaya tambak di pantai Timur Sulawesi Selatan, baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, maupun diversifikasi.Dalam kaitannya dengan sumberdaya alam, dikenal istilah lahan dan tanah yang pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas daripada tanah sebagaimana dalam pengertian berikut ini. Sumberdaya lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang terdiri atas tanah, air, iklim, topografi, dan vegetasi di mana pada batasbatas tertentu memengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Dengan demikian dalam pengertian lahan, tanah termasuk di dalamnya.Salah satu jenis tanah yang umum dijumpai di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan termasuk Kabupaten Lutra adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam adalah tanah yang mengandung besi sulfida atau pirit yang dicirikan dengan pH yang rendah dan ketersediaan unsurunsur beracun yang tinggi, sehingga produktivitasnya relatif rendah. Alternatif pengelolaan untuk tanah sulfat masam meliputi: pelarangan penggunaan; pencegahan terjadinya oksidasi; pemindahan material pirit; netralisasi dengan ABSTRAK Kabupaten Luwu Utara (Lutra) memiliki lahan potensial untuk tambak dan perubahan luas lahan tambak yang cukup besar, tetapi produktivitas tambak untuk budidaya udang dan ikan yang rendah. Oleh karena itu, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros telah melakukan serangkaian penelitian yang bertujuan untuk mengetahui luas potensi lahan, kesesuaian lahan, dan kebutuhan faktor lingkungan untuk budidaya rumput laut di tambak Kabupaten Lutra yang hasilnya dirangkum dalam makalah ini. Tambak di Kabupaten Lutra meningkat dari 4.938,84 ha pada tahun 2002 menjadi 7.838,94 ha pada tahun 2005. Potensi lahan tambak di Kabupaten Lutra mencapai 11.299,00 ha yang terdiri atas lahan tambak yang ada seluas 7.838,94 ha dan potensial lahan tambak seluas 3.460,06 ha. Dari luas potensi lahan tambak di Kabupaten Lutra, ternyata 3.527,3 ha tergolong sangat sesuai (kelas S1); 490,9 ha tergolong cukup sesuai (kelas S2); dan 7.280,8 ha tergolong kurang sesuai (kelas S3). Produksi rumput laut yang tinggi dapat diperoleh di tambak Kabupaten Lutra pada tanah dengan pH F lebih besar 6,5; pH FOX lebih besar 4,0; pH F -pH FOX kurang dari 2,5; dan S POS kurang dari 1,00%. Kandungan Fe tanah yang melebihi 5.000 mg/L dan Al yang melebihi 490 mg/L menyebabkan penurunan produksi rumput laut. Peningkatan kandungan PO 4 tanah lebih besar dari 6,0 mg/L dap...