Niat melakukan pengungkapan kecurangan merupakan salah satu faktor yang sering muncul karena berperan besar dalam menyelesaikan kasus-kasus kecurangan yang terjadi di dalam bidang pemerintahan maupun bidang swasta. Salah satu cara untuk mengungkapkan terjadinya pelanggaran tersebut adalah dengan adanya whistleblowing, whistleblowing juga merupakan salah satu tindakan yang efektif dalam melakukan pengungkapan kasus kecurangan yang diketahui oleh banyak kalangan, bahwa kecurangan telah marak terjadi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku terhadap intensi whistleblowing. Metode penelitian ini menggunakan data kualitatif dan jenis sumber data primer yang diperoleh dari mengumpulkan data melalui kuesioner disebarkan secara online dalam bentuk Google Form dan mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model-SEM, Analisis Regresi Linear Berganda-ARLB, Regresi Logistik-LR, Regresi Data Panel-RDP. Kesimpulan dari penelitian adalah secara simultan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap intensi whistleblowing. Secara parsial sikap dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap intensi whistleblowing. Kedua variabel tersebut berpengaruh positif terhadap intensi whistleblowing yakni meningkatkan intensi whistleblowing. Sedangkan norma subjektif tidak berpengaruh positif terhadap intensi whistleblowing. Sikap terhadap perilaku merupakan variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap intensi whistleblowing