2015
DOI: 10.14710/jai.v7i2.9820
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kadar Substansi P Serum Pada Pemberian Parasetamol Intravena Perioperatif Pada Pasien Kraniotomi

Abstract: Background: Pain management after craniotomy is very important, 60-84% patient experience moderate to severe pain. Postoperative pain especially transmitted by C fiber neurons involved neuropeptide Substance P (SP). Postoperative opioid analgesia gives some adverse effect, such as allergy, gastrointestinal effect, nausea. vomiting, hypotension, sedation, repiratory depression and urinary retention. Paracetamol has opioid sparing effect that may reduce the need of opioid analgesia, and also inhibits SP mediated… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Penurunan tekanan darah, kekurangan oksigen, kecemasan atau faktor psikologis, penggunaan obat sebelum pengobatan, puasa yang tidak adekuat, dan adanya iritasi lemak tubuh yang merupakan salah satu penyebab dari terjadinya mual serta muntah setelah anestesi spinal. 7 Mual dan muntah setelah operasi dapat mengakibatkan morbiditas, kekurangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, stretch stitching, perdarahan, hipertensi vaskular, ruptur esofagus, dan obstruksi jalan napas. 8 Hal ini menyebabkan keterlambatan pasien keluar, yang tentunya mempengaruhi biaya pengobatan, dan mual muntah yang terus-menerus dapat menyebabkan disfungsi peralatan kritis (ginjal dan hati) dan dapat menyebabkan kematian.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penurunan tekanan darah, kekurangan oksigen, kecemasan atau faktor psikologis, penggunaan obat sebelum pengobatan, puasa yang tidak adekuat, dan adanya iritasi lemak tubuh yang merupakan salah satu penyebab dari terjadinya mual serta muntah setelah anestesi spinal. 7 Mual dan muntah setelah operasi dapat mengakibatkan morbiditas, kekurangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, stretch stitching, perdarahan, hipertensi vaskular, ruptur esofagus, dan obstruksi jalan napas. 8 Hal ini menyebabkan keterlambatan pasien keluar, yang tentunya mempengaruhi biaya pengobatan, dan mual muntah yang terus-menerus dapat menyebabkan disfungsi peralatan kritis (ginjal dan hati) dan dapat menyebabkan kematian.…”
Section: Pendahuluanunclassified