Kajian Daya Dukung Lahan Perkotaan dalam Rangka Optimalisasi Penataan Ruang Kota Bandung

Abstract

In the context of urban development, it is important to pay attention to the environmental carrying capacity aspect considering that the growth of the urban population with its various activities has led to an increase in the need for space, which is often marked by an increase in the built-up area. If not controlled, this growth can result in an imbalance of urban space requirements with land suitability, indicated by the deficit of urban carrying capacity. This paper aims to describe the condition of land carrying capacity by presenting a series of analyzes related to the urban land suitability and the need for urban space, as well as identification of the status of land carrying capacity in Bandung City. Using a descriptive-quantitative approach accompanied by a spatial analysis at the district level, this study reveals the fact that in 2019 as many as 25 out of 30 urban villages (about 83%) in Bandung City already have a deficit in urban carrying capacity status which indicates that space requirements have exceeded the land suitable for urban areas. The estimates of urban space requirements based on population projections in 2031 produce information that only 2 out of 30 districts have surplus land carrying capacity status. The findings in this study indicate that the Bandung City government needs to immediately reorganize the spatial planning regulation in order to balance the development of the built area with the suitability of urban space.

Mengenali Isu Strategis Pengembangan Kawasan Desa Wisata Edukasi Kopi Rasagalor, Kabupaten Bandung

“…Sesuai peraturan zonasi, Desa Mekarmanik diarahkan pada kegiatan yang mendukung fungsi kawasan kepentingan khusus atau strategis negara. Sebagai wilayah hinterland Kota Bandung, Desa Mekarmanik dan desa-desa di sekitar Kota Bandung lainnya memiliki peran mendukung aktivitas yang terjadi di Kota Bandung (Ramadhan & Mazhi, 2022). Terdapat pula arahan untuk kegiatan pemulihan dan peningkatan fungsi lindung atau kegiatan penunjang lainnya, seperti ekowisata dan wanawisata.…”

Perkiraan Jumlah Penduduk Optimal Dampak Adanya Perguruan Tinggi Baru Di Kabupaten Pekalongan

“…Hal ini akan membuat ketersediaan tanah di sekitar menjadi semakin berkurang yang disebabkan oleh adanya kegiatan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi lahan terbangun (Luthfiatin & Ridlo, 2020). Masalah lain yang muncul yaitu terkait dengan isu penurunan kualitas lingkungan seperti berkurangnya kualitas air tanah, banyaknya masalah persampahan maupun pencemaran udara (Ramadhan & Mazhi, 2022). Maka dari itu, diperlukan sebuah analisis yang dapat memperhitungkan dan memperkirakan jumlah penduduk optimal yang dapat didukung di Kabupaten Pekalongan, sehingga di masa mendatang jumlah penduduk yang tinggal di Kabupaten Pekalongan tidak akan melebihi nilai daya dukung permukiman optimal dan tidak akan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan sekitar.…”