Kajian Teknis & Keekonomian Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit; Kasus: Di Pabrik Kelapa Sawit Pinang Tinggi, Sei Bahar, Jambi

Abstract

Pemanfaatan limbah tandan kosong sebagai bahan bakar pembangkit listrik merupakan salah satu pilihan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam usaha penanggulangan limbah tandan kosong. Limbah tandan kosong saat ini belum banyak dimanfaatkan karena beberapa pilihan untuk pemanfaatan seperti penggunaan untuk bahan baku pupuk dan kompos sudah dilaksanakan akan tetapi hasilnya tidak efektif, terutama dalam pengolahan tandan kosong dalam jumlah besar. Jumlah Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Limbah Biomasa Sawit yang menggunakan bahan bakar tandan kosong tidak banyak di Indonesia. Makalah ini menjelaskan secara teknis dan keekonomian pemanfaatan limbah tandan kosong di PKS Pinang Tinggi, Sei Bahar, Propinsi Jambi, untuk pembangkit listrik. Listrik di jual ke PT PLN (Persero). Kelayakan keekonomian sangat rendah jika pendapatan tambahan dari penjualan remnant oil, abu sisa pembakaran dan penjualan kredit karbon tidak dimasukkan sebagai pendapatan. Ketiga pendapatan tambahan dapat meningkatkan IRR proyek dari 2,03% menjadi 15,12%. Besarnya nilai investasi dan harga jual listrik sangat menentukan sensivitas keekonomian proyek. Kata Kunci: pabrik kelapa sawit, tandan kosong, cangkang, gas rumah kaca, kredit karbon.

Analisis Potensi Biomassa Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Untuk Pembangkitan Energi Listrik Di Kabupaten Landak Provinsi KalimantanBarat

“…Pemanfaatan limbah padat (cangkang dan serabut) sebagai bahan-bakar sudah dilakukan pada boiler (keteluap) di PKS untuk menghasilkan uap air untuk kebutuhan proses pabrik, dan membangkitkan listrik untuk kebutuhan pabrik dan perumahan pegawai di sekitar PKS. Karena karakteristiknya berbeda, TKS tidak dapat digunakan sebagai sumber energi secara langsung denganmenggunakan fasilitas yang sama dengan cangkang dan serabut [1]. TKS diketahui mempunyai kandungan air yang sangat tinggi, sekitar 50 persen sampai 60 persen, dan mengandung potassium (K) yang mencapai 2,4 persen, selain itu diketahui juga mengandung klorin (Cl) [1].…”

“…Karena karakteristiknya berbeda, TKS tidak dapat digunakan sebagai sumber energi secara langsung denganmenggunakan fasilitas yang sama dengan cangkang dan serabut [1]. TKS diketahui mempunyai kandungan air yang sangat tinggi, sekitar 50 persen sampai 60 persen, dan mengandung potassium (K) yang mencapai 2,4 persen, selain itu diketahui juga mengandung klorin (Cl) [1].…”

“…Pada prinsipnya, untuk meningkatkan efisiensi pembakaran, kandungan air TKS harus dikurangi sampai sekitar 40 persen dan efek dari unsur alkali harus diatasi. [1] Unsur-unsur penting yang mempengaruhi nilai kalori pada tanaman kelapa sawit ditunjukkan dalam Tabel 1. Tingginya unsur C dan O akan sangat berpengaruh terhadap tingginya nilai kalori dari biomassa tersebut.…”