2007
DOI: 10.21082/jbio.v3n1.2007.p32-39
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakterisasi secara Morfologi Abnormalitas Embrio Somatik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) dari Eksplan Daun

Abstract: Morphological Characterization on Abnormalities of Oilpalm (Elaeis guineensis Jacq) Embryo Somatic Generated from Leaf Explant. Nesti F. Sianipar, Gustav A. Wattimena, Hajrial Aswidinnoor, Maggy Thenawidjaya S., Nurita Toruan-Mathius, and Gale Ginting. Somatic embryogenesis is the development of somatic cells to form a structure alike zygotic embryo direct or indirectly. Somatic embryos from young leaf explants could be induced from primary callus formed surrounding the palm-leaf rib. Embryogenic callus will d… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2016
2016
2021
2021

Publication Types

Select...
3

Relationship

1
2

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Sedangkan zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kalus diantaranya yaitu auksin dan sitokinin (Widiastoety, 2014). Zat pengatur tumbuh auksin yang digunakan yaitu 2,4-D (Dichloropenoxyacetic acid) karena memiliki tingkat efektif lebih tinggi dalam pembentukan kalus serta poliferasi kultur embrionik dibandingkan golongan auksin lainnya (Sianipar et al, 2007).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sedangkan zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kalus diantaranya yaitu auksin dan sitokinin (Widiastoety, 2014). Zat pengatur tumbuh auksin yang digunakan yaitu 2,4-D (Dichloropenoxyacetic acid) karena memiliki tingkat efektif lebih tinggi dalam pembentukan kalus serta poliferasi kultur embrionik dibandingkan golongan auksin lainnya (Sianipar et al, 2007).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Di laboratorium, abnormalitas ini sudah dapat dijumpai sejak tahapan embrio. Ciri-ciri embrio yang abnormal dapat dideteksi dari morfologi baik itu pada tahapan globular, heart scutellar, dan kotiledon, yaitu bentuknya tidak beraturan serta polarisasinya asimetri (Sianipar et al, 2007). Pada tahapan planlet, Ernayunita et al (2017;2019) menjelaskan terdapat sebelas variasi bentuk vegetatif planlet yang abnormal, di antaranya planlet rosette, planlet bengkok, planlet dengan daun kurang dari 4 helai, planlet tegak (erect), planlet semu, planlet kerdil, planlet yang ujung daunnya berwarna putih, planlet dengan ujung daun kering, planlet infloresens terminal, planlet dengan daun berwana kekuningan, dan planlet berbunga.…”
Section: Abnormalitasunclassified
“…Epigenetik merupakan fenomena modifikasi dari ekspresi gen, namun tidak sampai mengubah sekuens DNA dan fenomena epigenetik ini sifatnya tidak stabil sehingga dapat pulih kembali (Corley dan Tinker, 2016). Fenomena epigenetik tersebut dianggap yang paling bertanggung jawab terjadinya abnormalitas pembungaan melalui mekanisme silencing gen atau inaktivasi gen (Sianipar et al, 2007). Selama ini banyak dugaan mengenai penyebab munculnya fenomena epigenetik, di antaranya usia tanaman yang tua serta terlalu lama terpapar ZPT (Ginting et al, 1996).…”
Section: Abnormalitasunclassified
“…Masingmasing sampel dari klon MK 638 yang memiliki morfologi normal dan abnormal. Penetapan bentuk normal dan abnormal berdasarkan Sianipar et al (2007). DNA contoh diisolasi menggunakan metode Orozco-Castillo et al (1994) dengan memodifikasi beberapa komponen dalam proses awal ekstrasi DNA.…”
Section: Bahan Dan Metodeunclassified