SummaryProblem in oil palm propagation throughtissue culture is the abnormality of reproductiveorgans i.e. female flowers and mantle fruits are inthe same plants or clones. Various abnormalitiesobtained between clones, and could only beidentified after fruit formation. The experimentwas conducted to analyze genetic similarities ofnormal and abnormal genotypes in the same andamong clones, and also to get a specific RAPDband as a marker for abnormalities. Six clones ofoil palm (16 genotypes) of 5-year old MK152,MK203, MK209 and MK212 with normal fruits,female flowers, and abnormal fruits (heavymantled), grown in the field, while two otherclones were MK 104 and MK 176 with normalfruits and heavy mantled. PCR reaction toamplify DNA of 16 genotypes using 15 randomprimers. Genetic similarities and dendogramwere done by NTSYS-pc, while honestly value ofUPGMA analyzed by boostrap with WinBootprogram. The results showed that OPC-07,OPC-09, OPW-19 and SC10-19 were able todetermine the differences of normal andabnormal genotypes in the same clone of sixclones tested. While other primers were onlyable to differentiate between normal andabnormal genotypes only in several clones.Genetic similarities among 16 genotypes testedwere around 0.47-0.96. Genetic similaritiesbetween normal genotype were higher than thatof among abnormal genotypes. MK176 clonewas more stable in culture as compare to otherclones. UPGMA showed that in generaly normalgenotypes and abnormal one, in the sameclones belongs to the same group. The results ofprincipalcomponent analysis showed that from 15primers tested no specific DNA band could beused as a marker for abnormalities. To obtainehave DNA markers, a more sensitive techniquefor DNA analysis is needed.RingkasanMasalah yang dihadapi dalam perbanyakantanaman kelapa sawit dengan teknik kulturjaringan adalah abnormalitas organ reproduktifyaitu terbentuknya bunga jantan dan buah manteldalam klon yang sama. Terjadinya abnormalitassangat beragam, dan teridentifikasi setelahtanaman berbuah. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kesamaan genetik serta penge-lompokan antar genotipe normal dan abnormaldalam klon yang sama maupun antar klon, sertamenetapkan pita DNA penciri untuk abnormalitasdengan RAPD. Enam klon kelapa sawit(16 genotipe) berumur 5 tahun yaitu MK152,MK203, MK209, dan MK212 masing-masingdengan genotipe berbuah normal, berbungajantan, dan berbuah abnormal (mantel berat). Duaklon lainnya yaitu MK104 dan MK176 masing-masing terdiri dari genotipe berbuah normal danmantel berat. Reaksi PCR untuk mengamplifikasiDNA contoh dilakukan menggunakan 15 primeracak. Kesamaan genetik dan pembuatanfenogram dilakukan dengan programNTSYS-pc. Sedang tingkat kepercayaanUPGMA ditetapkan dengan analisisbootstrap menggunakan program WinBoot.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwaprimer OPC-09, SC10-19, OPC-07 danOPW-19 mampu membedakan genotipenormal dan abnormal dalam klon yang samauntuk keenam kon yang diuji. Sedang primerlainnya hanya mampu menunjukkanperbedaan antar genotipe normal danabnormal dalam beberapa klon saja.Kesamaan genetik antar 16 genotipe yangdiuji berkisar antara 0,47-0,96. Kesamaangenetik antar genotipe normal lebih tinggidibandingkan dengan kesamaan genetikantar genotipe abnormal. Klon MK176lebih stabil dalam kultur dibandingkandengan klon lainnya. UPGMA menunjukkanbahwa umumnya genotipe normal danabnormal dalam klon yang sama beradadalam satu grup. Hasil analisis komponenutama menunjukkan bahwa dari 15 primeryang diuji belum mampu menghasilkan pitaDNA penciri untuk abnormalitas. Untukmendapatkan pita DNA penciri, perludilakukan analisis DNA dengan teknik yanglebih sensitif untuk mendeteksi perubahansatu basa oligonukleotida
SummaryWater stress affect many physiological andbiochemical processes of oil palm. A series ofexperiments were conducted to characterize thewater stress-induced changes in physiologicalrespons of oil palm to water stress, in glass housecondition. The experiment consisted of (1)permanent leaf wilting point measured based onsoil water content, leaf water content, specificleaf area and leaf water potential . Plants wereconducted by termination of watering to theplants, and control plants were maintained wellwatered during 0,3,6,9,12,15,18 and 21 days ofMK356 and MK365 clones. Experiment (2)effect of water stress on changes of leaf waterpotential, protein bands pattern, proline,glycine-betaine, osmotical sugar, and abcisicacid (ABA) of MK356 and MK365 clones.Water stress was induced by termination ofwatering to the plants and maintained wellwatered during 0, 7,14, and 18 days.Experiment (3) changes of protein bands patternby total protein and electrophoresis SDS-PAGEand SDS-PAGE 2D protein. of H2(D10DxD8D)x(L9TxL2T); H12 (D8D Self) x(L9T x L2T). H3 and H9 (BJ028D x BJ2117P)hybrids. H2 and H12, H3 and H9 potentiallytolerant and untolerant to water stress,respectively. The results showed that permanentwilting point reached in 18 days of water stress.Water stress caused the decreased soil watercontent, leaf water potential, leaf water content,relative leaf water content , and relative leafarea of two clones. Water potential, leaf watecontent dan relative leaf water content ofMK365 decrease faster compare with MK356.Soil water content sharply decrease after 6 hoursand in 18 days of water stress leaf waterpotential value < - 2.55 Mpa. Proline, glycine-betaine and glucose content were affect by waterstress. Interaction among water stress and cloneswere significantly appear in stachiose content.Leaf water potential values decrease, whereasproline, ABA and glycine-betaine contentsincrease during water stress especially inMK356. Generally showed that ABA content inMK356 higher than MK 365. The differencesresponses of MK356 with MK 365 obtained fromprolin,xylose and ABA content. Induction of newprotein pI 4.7-36 kDa, pI5.3-34 kDa, pI 4.6-32kDa and pI 5.3-36 kDa obtained from hybridspotentially tolerant to water strees, none inuntolerant hybrids.RingkasanCekaman kekeringan mempengaruhiproses fisiologis dan biokimia tanaman kelapasawit. Serangkaian percobaan bertujuan untukmengkarakterisasi perubahan fisiologis tanamankelapa sawit terhadap cekaman kekeringan,dalam kondisi rumah kaca telah dilakukan.Percobaan terdiri atas (1) penetapan titik layupermanen, berdasarkan perubahan potensial airdaun, kadar air daun, kadar air daun relatif, danluas daun relatif dengan perlakuan tanpa dandengan penyiraman selama 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18dan 21 hari. Percobaan (2) penetapan perubahankadar prolin, glisin-betain, gula-gula osmotikaldan asam absisik (ABA), terhadap cekamankekeringan. Perlakuan adalah tanpa dan denganpenyiraman selama 0, 7, 14, dan 18 hari.Percobaan (3) analisis perubahan pola pita proteindaun hibrida H2 (D10DxD8D)x(L9TxL2T); H12(D8D Self) x (L9T x L2T). H3 dan H9 (BJ028Dx BJ2117P) terhadap cekaman kekeringan dengantotal protein, dan pola pita protein dengan SDSPAGE dan SDS-PAGE 2D. H2 dan H12 serta H3dan H9 masing-masing berpotensi toleran danpeka terhadap cekaman kekeringan. Hasil yangdiperoleh menunjukkan bahwa titik layupermanen dicapai pada hari ke 18 setelah dibericekaman kekeringan. Cekaman kekeringanmenurunkan kadar air tanah media tumbuh,potensial air daun, kadar air daun, kadar air daunrelatif, dan luas daun relatif untuk kedua klon.Potensial air daun, kadar air daun dan kadar airdaun relatif klon MK365 menurun lebih cepatdibandingkan dengan klon MK356. Kadar airtanah menurun tajam setelah 6 hari dibericekaman air dan potensial air daun mencapai<-2.55 MPa pada 18 hari setelah diberi cekaman.Cekaman kekeringan nyata berpengaruh terhadapkadar prolin, glisin betain dan glukosa. Interaksiantar lama cekaman kekeringan dan perbedaanklon diperoleh pada perubahan gula stahiosa.Tampak bahwa semakin menurun nilai potensialair daun menyebabkan kadar prolin semakinmeningkat. Hal yang sebaliknya terjadi terhadapkadar glisin-betain yang mengalami penurunanterutama untuk klon MK356. Kadar ABAMK356 dan MK365 meningkat sejalan dengansemakin lama diberi cekaman. Secara umumtampak bahwa kadar ABA pada MK356 lebihtinggi dibandingkan dengan MK 365. Perbedaanrespons klon MK356 dengan MK 365 terjadipada kadar prolin, gula silosa dan ABA.Hibridaberpotensi toleran memberikan respon terhadapcekaman kekeringan dengan menginduksi proteinbaru pI 4,7-36 kDa, pI5,3-34 kDa, pI 4,6-32 kDadan pI 5,3- 36 kDa, sedangkan pada hibridayang berpotensi peka protein tersebut tidakditemukan
Summary Genetic similarity among ten rubber clones originating from the Wickham collection was studied by Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP) markers. These clones have different levels of resistance to Corynespora cassiicola, one of the major pathogens in rubber plantations. The information resulted from this study will be used to determine resistant and susceptible clones which will be used in expression study of the genes encoding plant resistance to C. cassiicola. Genetic similarity values of clones were calculated from all AFLP markers and used to produce a dendrogram using Unweight Pair-Group Method Arithmetic (UPGMA) based on Numerical Taxonomy and Multivariate System (NTSYS) version 1.8 pc. A total of 481 fragments were detected by using ten pairs of selective AFLP primers, and 233 fragments (48,4 %) of them were polymorphic. The results clearly demonstrated that genetic background of these ten clones were 85.5% similar. At 88.0% similarity level, the clones could be divided into three clusters. Genetic similarity of IRR 100 (resistant clone) with RRIC 103, PPN 2444 and IAN 873 (susceptible clones) was 90.5, 89.5 and 89.0% respectively, while genetic similarity of other three resistant clones (AVROS 2037, PR 255 and BPM 1) to those susceptible clones was 88.0%. The lowest genetic similarity (85.5%) was found between RRIC 100 (resistant clone) and those three susceptible clones. By considering the distribution and the source of clones, AVROS 2037 (resistant) and PPN 2444 (susceptible) clones which have 88.0% genetic similarity will finally be selected for the expression study of the genes. Kemiripan genetik sepuluh klon karet yang berasal dari koleksi Wickham dipelajari dengan menggunakan marka Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP). Kesepuluh klon tersebut memiliki tingkat resistensi berbeda terhadap Corynespora cassiicola, salah satu cendawan patogen penting pada daun tanaman karet. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini akan digunakan untuk menetapkan klon resisten dan klon rentan untuk digunakan dalam mempelajari ekspresi gen yang menyandikan ketahanan tanaman karet terhadap C. cassiicola. Nilai kemiripan genetik kesepuluh klon karet dihitung berdasarkan semua marka AFLP yang diperoleh dan selanjutnya digunakan untuk. membuat dendrogram dengan menggunakan Unweight Pair-Group Method Arithmetic (UPGMA) berdasarkan Numerical Taxonomy and Multivariate System (NTSYS) version 1.8 pc. Dengan menggunakan 10 pasang primer AFLP selektif diperoleh sebanyak 481 fragmen DNA, S 2037, PR 255 and BPM 1) to those susceptible clones was 88.0%. The lowest genetic similarity (85.5%) was found between RRIC 100 (resistant clone) and those three susceptible clones. By considering the distribution and the source of clones, AVROS 2037 (resistant) and PPN 2444 (susceptible) clones which have 88.0% genetic similarity will finally be selected for the expression study of the genes. 233 fragmen (48,4 %) di antaranya polimorfik Dendrogram dengan nyata menunjukkan bahwa 85,5% latar belakang genetik kesepuluh klon karet tersebut adalah sama, dan pada tingkat 88,0% kesepuluh klon terpisah dalam tiga kelompok. Kemiripan genetik klon IRR 100 (resisten) dengan klon rentan RRIC 103, PPN 2444 dan IAN 873 masing-masing adalah 90,5, 89,5 dan 89,0%, sedangkan kemiripan genetik tiga klon resisten lainnya (AVROS 2037, PR 255 dan BPM 1) dengan ketiga klon rentan yang sama adalah 88,0%. Kemiripan genetik terendah (85,5%) terdapat antara klon RRIC 100 (resisten) dengan ketiga klon rentan tersebut. Dengan mempertimbangkan distribusi penyebaran klon dan asal klon maka klon resisten AVROS 2037 dan klon rentan PPN 2444 yang memiliki kemiripan genetik 88,0% akan dipilih untuk digunakan dalam studi ekspresi gen tanaman karet. acerun:yes'> Kesepuluh klon tersebut memiliki tingkat resistensi berbeda terhadap Corynespora cassiicola, salah satu cendawan patogen penting pada daun tanaman karet. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini akan digunakan untuk menetapkan klon resisten dan klon rentan untuk digunakan dalam mempelajari ekspresi gen yang menyandikan ketahanan tanaman karet terhadap C. cassiicola. Nilai kemiripan genetik kesepuluh klon karet dihitung berdasarkan semua marka AFLP yang diperoleh dan selanjutnya digunakan untuk. membuat dendrogram dengan menggunakan Unweight Pair-Group Method Arithmetic (UPGMA) berdasarkan Numerical Taxonomy and Multivariate System(NTSYS) version 1.8 pc. Dengan menggunakan 10 pasang primer AFLP selektif diperoleh sebanyak 481 fragmen DNA, S 2037, PR 255 and BPM 1) to those susceptible clones was 88.0%. The lowest genetic similarity (85.5%) was found between RRIC 100 (resistant clone) and those three susceptible clones. By considering the distribution and the source of clones, AVROS 2037 (resistant) and PPN 2444 (susceptible) clones which have 88.0% genetic similarity will finally be selected for the expression study of the genes.
SummaryRootstocks and scions interaction causesdifferent responses within individuals of scionfrom the same clone. The objectives of thisresearch were to determine compatible anduncompatible combinations of micrograftingbetween Cinchona succirubra A, andC. succirubra B with C. ledgeriana QRC205and Cib5 clones, based on anatomy structureand SDS-PAGE protein bands pattern ofstem at union area between rootstock andscion. The research was arranged in aCompletely Randomized Design, withrootstock/scion combinations CSA/QRC205,CSA/Cib5, CSB/QRC205, CSB/Cib5 and as acontrols were the combination of CSA/CSA,CSB/CSB, QRC205/QRC205, Cib5/Cib5, succiand ledger seedlings with the same age. Effectof rootstocks on scion was studied based onanatomy structure of the union area betweenrootsocks and scions and SDS-PAGE proteinbands pattern. The results showed that theunion of stem between rootstocks and scionwas initiated by callus formation, cellsdifferentiation and the vascular vesselsformation. The anatomy of stem union area ofCSA/QRC205 as a compatible combination ofrootsotck and scion was the same asunmicrografted plantlet. At uncompatiblecombination CSB/Cib5 showed the formationof stone cells as a line along stem cyrcle atunion area and heavely callus formation atoutside of rootstock and scion stems. SDS-PAGE protein bands pattern from thecompatible combination was the same asplanlet control. On the otherhand, from theuncompatible combinations CSB/Cib5 werefound protein degradation and the formation ofnew proteins with molecular weight 21 and 30kD.RingkasanInteraksi batang bawah dengan batangatas menimbulkan berbagai keragaman responsantar individu batang atas dari klon yang sama.Tujuan penelitian ini adalah untuk me-netapkan kombinasi yang kompatibel denganyang tidak kompatibel antara kina klonCinchona succirubra A, dan C. succirubra Bdengan C. ledgeriana klon QRC205 danCib5, berdasarkan anatomi dan pola pitaSDS-PAGE protein daerah pertautan antarabatang atas dengan batang bawah. Percobaandisusun dengan Rancangan Acak Lengkapkombinasi yang diuji adalah CSA/QRC205,CSA/Cib5, CSB/QRC205, CSB/Cib5 dengankombinasi kontrol CSA/CSA, CSB/CSB,QRC205/QRC205, Cib5/Cib5, tanaman kinasucci dan ledger tanpa sambungan denganumur yang sama. Pengamatan dilakukanterhadap struktur anatomi daerah pertautanantar batang bawah dengan batang atas danpola pita protein SDS-PAGE batang atas. Hasilyang diperoleh menunjukkan bahwa tahapanpemulihan daerah pertautan penyambunganbatang bawah dengan batang atas diawalidengan pembentukan kalus, diferensiasi sel danterbentuknya jaringan ikatan pembuluhgabungan. Kombinasi antar batang bawahdengan batang atas yang kompatibel yaituCSA/QRC205 memperlihatkan strukturanatomi daerah pertautan yang serupa denganstruktur anatomi batang planlet yang tidakdisambung. Pada kombinasi yang tidak kom-patibel yaitu CSB/Cib5 pada daerah pertautanterbentuk sel-sel batu berbentuk garis yangmemanjang di tengah lingkaran batang. Disamping itu pada daerah pertautan terbentukkalus yang berlebih ke arah luar baik padabatang atas maupun batang bawah. Padakombinasi yang kompatibel pola pita proteinsama dengan planlet kontrol. Pada kombinasiyang tidak kompatibel yaitu kombinasiCSB/Cib5 terjadi degradasi protein danpembentukan protein baru dengan beratmolekul sekitar 21dan 30 kD
SummaryArbuscular mycorrhizal (AM) fungi areecologically important for most vascular plantsfor their growth and survival. AM fungi areobligate symbions, and conventionally propa-gated by pot culture with a certain host plants.This papers describes the establishment ofmonoxenic cultures of Gigaspora sp. andAcaulospora sp in association with excised RiT-DNA transformed carrot roots and tomatoin vitro plants. Spores of Gigaspora sp. andAcaulospora sp. was cultured in monoxenictomato, carrot and hairy root of carrot in vitrocultures. The objectives of these studies were toobtained dual culture ( axenic and hairy root)for germination, sporulation, and infection ofGigaspora sp. and Acaulospora sp. Theresearch consisted of (i) host plant selectionwith high compatibility for hairy rootformation, (ii) media selection for potato andcarrot hairy root culture, (iii) hairy root ofGranola potato and carrot in dual culture, and(iv) germination, sporulation, and infection ofGigaspora sp. and Acaulospora sp. in vitroculture. The results showed that hairy rootsinduction were obtained from Granola,Atlantik potato and carrot in MS, B5 andWhite media. Granola, Atlantik potato andcarrot hairy root grow well in MS and Whitemedium, respectively. In dual culture media(MM media) hairy root of carrot grow well, buthairy root of Granola potato were inhibited.Germination, sporulation of Gigaspora sp.and Acaulospora sp. and root infection byboth CMA could be maintained in dual culturewith host carrot, tomato plants and carrothairy root culture in MM mediaRingkasanCendawan Arbuskular Mikoriza (CMA)secara ekologi berperan penting untuk ke-langsungan hidup tanaman. CMA adalahsimbion obligat, dan secara konvensional di-perbanyak dengan kultur pot menggunakantanaman inang tertentu. Tulisan ini menjelas-kan kultur monoksenik Gigaspora sp. danAcaulospora sp. berasosiasi dengan kultur akarrambut tanaman wortel dan tomat yangdiinokulasi dengan Ri T-DNA. Spora dariGigaspora sp. dan Acaulospora sp. dikultur-kan secara monoksenik in vitro dengantanaman tomat, wortel dan kultur akar rambutwortel. Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan kultur ganda (aksenik dan akarrambut) untuk perkecambahan, sporulasi, daninfeksi Gigaspora sp. dan Acaulospora sp.Penelitian terdiri atas (i) seleksi tanaman inangdengan tingkat kompatibilitas tinggi untukpembentukan akar rambut, (ii) seleksi mediumuntuk kultur akar rambut wortel, (iii) akarrambut kentang Granola dan kultur gandawortel, dan (iv) perkecambahan, sporulasi,serta infeksi Gigaspora sp. dan Acaulosporasp. dalam kultur in vitro. Hasil yang diperolehmenunjukkan bahwa induksi kultur akarrambut diperoleh dari kentang Granola,Atlantik dan wortel dalam medium MS, B5 danWhite. Akar rambut kentang Granola, Atlantikdan wortel tumbuh baik dalam medium MSdan White. Akar rambut kentang dapat tumbuhbaik dalam medium kultur ganda, yaitumedium MM. Sebaliknya pertumbuhan kulturakar rambut kentang dalam medium yang samamengalami hambatan. Perkecambahan, sporu-lasi Gigaspora sp. maupun Acaulospora sp..serta infeksi akar oleh kedua jenis CMA dapatdilakukan dalam kultur ganda dengan tanamaninang wortel, tanaman kentang serta dengankultur akar rambut wortel dalam medium MM.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.