2019
DOI: 10.24843/jbeta.2019.v07.i02.p07
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakteristik Asap Cair Batang Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) yang Dipirolisis pada Suhu yang Berbeda

Abstract: Asap cair merupakan asam cuka (vinegar) yang diperoleh dengan cara pirolisis seperti kayu, tempurung kelapa, cangkang kelapa sawit dan serabut kelapa yang kemudian diikuti dengan proses kondensasi dalam kondensor berpendingin air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen dan karakteristik asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisis batang bambu tabah dengan perlakuan suhu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan batang bambu tabah yang sudah dipotong dengan panjang 5 cm. Masing-masing perlaku… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
7
0
9

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
7
2

Relationship

1
8

Authors

Journals

citations
Cited by 18 publications
(16 citation statements)
references
References 2 publications
0
7
0
9
Order By: Relevance
“…Yudhistira & Choiriyah (2015) yang melakukan penelitian enkapsulasi ekstrak antosianin rosella menyatakan bahwa semakin tinggi padatan terlarut maka akan menurunkan kadar senyawa bioaktif suatu produk mikrokapsul atau Total Asam Umumnya asap cair memiliki karakteristik asam dengan pH 1,5-5,5 dimana kandungan asam tersebut ditentukan oleh bahan asal, langkah proses pembuatan dan pemurnian (Montazeri et al, 2012). Diatmika et al (2019) melaporkan bahwa proses pirolisis menyebabkan dekomposisi hemiselulosa sehingga terbentuk asam-asam seperti asam asetat pada asap cair. Jenis asam yang terdapat pada asap cair yaitu asam asetat, format, butirat, propionat, valerat dan isokaproat.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Total Fenolunclassified
“…Yudhistira & Choiriyah (2015) yang melakukan penelitian enkapsulasi ekstrak antosianin rosella menyatakan bahwa semakin tinggi padatan terlarut maka akan menurunkan kadar senyawa bioaktif suatu produk mikrokapsul atau Total Asam Umumnya asap cair memiliki karakteristik asam dengan pH 1,5-5,5 dimana kandungan asam tersebut ditentukan oleh bahan asal, langkah proses pembuatan dan pemurnian (Montazeri et al, 2012). Diatmika et al (2019) melaporkan bahwa proses pirolisis menyebabkan dekomposisi hemiselulosa sehingga terbentuk asam-asam seperti asam asetat pada asap cair. Jenis asam yang terdapat pada asap cair yaitu asam asetat, format, butirat, propionat, valerat dan isokaproat.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Total Fenolunclassified
“…Bahan alami yang berpotensi menjadi pupuk organik cair adalah asap cair. Asap cair dapat berasal dari bahan baku limbah kayu, limbah tempurung kelapa, tongkol jagung, bambu, limbah tempurung nyamplung, limbah tempurung bintaro, limbah bambu dan berbagai biomasa lainnya (Jenita et al, 2019;Ridhuan et al, 2019;Komarayati dan Santoso, 2011;Wibowo, 2012;Aisyah, et al, 2013;Diatmika, et al, 2019;Junaidi, et al, 2020;Rahmiyah and Habibullah, 2020). Asap cair atau cuka asam (vinegar) diperoleh dari hasil pirolisis bahan baku yang kemudian diikuti dengan proses kondensasi dalam kondensor berpendingin air (Diatmika, et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut Retnowati (2007), asap yang telah dikondensasikan menjadi asap cair dan memiliki sifat fungsional (antimikroba, efek cita rasa warna dan antioksidan) dapat diaplikasikan pada produk pangan maupun hortikultura. Menurut Diatmika et al, (2019) bambu tabah dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk memproduksi asap cair dan telah dimanfaatkan sebagai pengawet produk pangan ikan, salah satunya pada penelitian Jakung et al, (2019) penggunaan asap cair bambu tabah pada se'i ikan bandeng mampu mengawetkan lebih baik dibandingkan tanpa perendaman asap cair. Asap cair dari bambu tabah mengandung total asam sebesar 4.77% dan jumlah fenol rata-rata berkisar antara 22.06 -24.19 mg/l (Diatmika et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut Diatmika et al, (2019) bambu tabah dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk memproduksi asap cair dan telah dimanfaatkan sebagai pengawet produk pangan ikan, salah satunya pada penelitian Jakung et al, (2019) penggunaan asap cair bambu tabah pada se'i ikan bandeng mampu mengawetkan lebih baik dibandingkan tanpa perendaman asap cair. Asap cair dari bambu tabah mengandung total asam sebesar 4.77% dan jumlah fenol rata-rata berkisar antara 22.06 -24.19 mg/l (Diatmika et al, 2019). Fenol dan asam merupakan senyawa yang berperan sebagai pemberi flavor pada bahan pangan serta dapat digunakan sebagai pengawet karena memiliki efek antimikroba.…”
Section: Pendahuluanunclassified