Abstrak Penanganan sampah di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Udayana (Unud) belum dilakukan dengan baik. FTP belum menerapkan pemilahan sampah pada sumbernya dan melakukan pembakaran sampah yang dilarang dalam UU No 18 Tahun 2008. Maka dari itu diperlukan bangunan penampungan sampah sementara untuk bisa melakukan proses penanganan dan pengolahan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan mempertimbangkan jenis sampah dan timbulan sampah yang ada. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu mengukur timbulan sampah mengacu pada SNI 19-3964-1994. Data sekunder yaitu melakukan studi literatur penelitian terdahulu yang sejenis, melakukan wawancara untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah di FTP, dan melakukan pengamatan terhadap jumlah populasi yang mengunjungi gedung GA FTP. Dilakukan estimasi terhadap data timbulan sampah yang diperoleh karena penelitian dilakukan pada saat keadaan pandemi. Data yang diperoleh yaitu 45,85 kg/hari dan volume 1,12 m3/hari. Komposisi sampah yang ditemukan yaitu sampah daun dengan persentase 55,14%, sampah plastik 5,57%, sampah kertas 4,41%, sampah sisa makanan 9,99% dan sampah residu 24,89%. Tata letak yang digunakan yaitu tipe U-Shaped. Urutan masing-masing area yaitu ruang penerimaan, ruang pemilahan, ruang pencacah sampah organik, ruang pengomposan, ruang penyimpanan, ruang sanitasi, gudang, kantor dan area parkir. Diperoleh perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan total luas lahan yang dibutuhkan dari hasil perhitungan yaitu 144 m2 (14,4 m x 10,0 m). Penempatan bangunan di sebelah barat Greenhouse FTP Unud dan akses jalan direncanakan agar tidak menganggu mobilitas kampus. Abstract Waste management at the Faculty of Agricultural Technology (FTP), Udayana University (Unud) has not been carried out properly. FTP has not implemented waste segregation at the source and burning waste which is prohibited following Law No. 18 of 2008. Therefore, a temporary waste storage building was needed to be able to carry out the waste handling and processing process. The purpose of the research is to plan the layout of the temporary waste collection building by considering the type of waste and the existing waste generation. This study used primary data and secondary data. Primary data was obtained from measurement waste generation referred to national Indonesian Standard or SNI 19-3964-1994. Secondary data was conducted a literature study of similar previous research, interviewed to find out the waste management system in FTP, and observed the number of populations who visit the building. An estimation approach was made on the waste generation data obtained because the research was conducted during a pandemic. The data obtained and calculated were the weight of 45.85 kg/day and the volume of 1.12 m3/day. The composition of the waste found was leaf waste with a percentage of 55.14%, plastic waste 5.57%, paper waste 4.41%, food waste 9.99 % residual waste 24.89%. The layout used is the U-Shaped type. The sequence of each area in this waste collection building was the reception area, the sorting area, organic waste counting room, composting room, storage room, sanitary room, warehouse, office, and parking area. The layout planning of the temporary waste collection building with the total area of land required from the calculation was 144 m2 (14.4 m x 10.0 m). The placement of the building to the west of the greenhouse FTP Unud and the road access was planned not to interfere with campus mobility.
ABSTRAK Belum optimalnya ketersediaan air untuk mencukupi kebutuhan air irigasi tanaman pisang di PT. Nusantara Segar Abadi saat musim kemarau mengakibatkan produksi menjadi tidak maksimal. Hal ini diduga karena penggunaan daya pompa yang kurang memadai. Sehingga perlu adanya analisis terhadap besar daya pompa yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan air irigasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kebutuhan daya pompa dan merancang jadwal penggunaannya untuk mencukupi kebutuhan air irigasi tanaman pisang. Perolehan data primer dilakukan dengan mengukur debit tersedia yang dihasilkan pompa. Data sekunder diperoleh dari BMKG Kabupaten Jembrana. Penelitian ini menggunakan prinsip neraca air, dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk mencari besar daya pompa yang dibutuhkan saat kekurangan air. Hasil penelitian menunjukkan besar kebutuhan daya pompa untuk masing-masing periode budidaya tanaman pisang yaitu periode Januari-Pebruari sebesar 3,1 kW, Maret-April sebesar 5,0 kW, Mei-Juni Sebesar 11,0 kW, Juli-Agustus dan September-Oktober sebesar 16,5 kW, serta November-Desember sebesar 0 kW. Jadwal penggunaan pompa di PT. Nusantara Segar Abadi yaitu pada periode Januari-Pebruari membutuhkan satu unit pompa dengan lama operasi 0,8 jam, Maret-April membutuhkan satu unit pompa dengan lama waktu operasi 6,4 jam, Mei-Juni membutuhkan dua unit pompa dengan lama waktu operasi 8,7 jam, periode Juli-Agustus dan September-Oktober membutuhkan tiga unit pompa dengan lama waktu operasi 10,5 jam dan 10,2 jam, periode November-Desember tidak membutuhkan pompa ABSTRACT The water availability does not meet the water requirement of banana plants has been the main issue causing a non-optimal production. Presumably, it is due to the application of pump power. Therefore, it is necessary to analyze the amount of pump power needed to meet the irrigation water needs. The purposes of this study were to determine the pump power requirement and to design a pump application schedule to meet the irrigation water requirement of banana plants. Primary data is obtained by measuring the available discharge. Secondary data was obtained from BMKG Jembrana Regency. This study employed the principle of water balance. The collected data was then analyzed to determine the amount of power needed when the shortage of water occurred. The results showed that the pump power requirement for each banana cultivation period was 3.1 kW, March-April 5.0 kW, May-June 11.0 kW, July-August and September- October of 16.5 kW, and November-December of 0 kW. The Pump usage schedule at PT. Nusantara Segar Abadi in the January-February period requires one pump unit with an operating time of 0.8 hours, March-April requires one pump unit with an operating time of 6.4 hours, May-June requires two pump units with an operating time of 8, 7 hours, the period of July-August and September-October requires three pump units with an operating time of 10.5 hours and 10.2 hours, and the period November-December does not require a pump.
ABSTRAK Buah pisang Cavendish merupakan salah satu produk hortikultura yang rentan mengalami kemunduran fisiologis dan sangat rentan terhadap kerusakan fisik setelah panen. Penggunaan berbagai konsentrasi asap cair bambu tabah dengan lama perendaman yang berbeda dapat digunakan sebagai pengawet alami. Buah pisang yang digunakan adalah pisang Cavendish yang berasal dari Kabupaten Buleleng, dalam satu sisir berisi paling sedikit10 buah dengan panjang rata-rata 18.89 cm dan berat rata-rata 125 gram (g). Tujuan penelitian ini adalah menemukan kombinasi perlakuan terbaik dari perlakuan konsentrasi asap cair dan lama perendaman untuk menjaga kesegaran dan masa simpan pada buah pisang Cavendish selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor pertama adalah konsentrasi asap cair bambu tabah dan faktor kedua adalah lama perendaman. Faktor pertama terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7%. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf lama perendaman yaitu 10 menit, 20 menit dan 30 menit dengan suhu penyimpanan menggunakan suhu ruang (28±2oC). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah laju respirasi, susut bobot, kekerasan, TPT, tingkat kerusakan, dan organoleptik. Hasil interaksi terbaik ditunjukkan pada perlakuan 7% konsentrasi asap cair bambu tabah dan perendaman 10 menit, dengan nilai rata-rata parameter laju respirasi 51.18 ml CO2/kg.jam, nilai rata-rata susut bobot dengan nilai 17.61%, nilai rata-rata kekerasan 3.82 kg, nilai rata-rata TPT 15.65 %Brix, nilai tingkat kerusakan 2.40, nilai rata-rata organoleptik rasa sebesar 4.67, aroma sebesar 4.54 dan warna sebesar 3.87. Disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan A4B1 (konsentrasi asap cair bambu tabah 7% dengan perendaman selama 10 menit) adalah kombinasi terbaik untuk menjaga kesegaran dan memperlambat penurunan kualitas buah pisang Cavendish hingga akhir periode penyimpanan hari ke-15. ABSTRACT Cavendish banana one of the horticultural products that are prone to physiological setbacks and very vulnerable to physical damages after harvest. Various concentrations of tabah bamboo liquid smoke with different soaking times can use as natural preservatives. The bananas used in this study were Cavendish bananas from Buleleng, every bunch consists of at least ten banana with a length of 18.59 cm and a weight of 125 ± 5 g. This study aims to find the best treatment combination of the treatmentoof liquid smoke concentration and soaking time to maintain freshness and shelf life of Cavendish bananas during storage. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with two factors, the first factor was the concentration of tabah bamboo liquid smoke, and the second factor was the soaking time. The first factor consists of four levels of concentration namely 1%, 3%, 5%, and 7%. The second factor consists of three levels of soaking time, namely 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes with storage temperature using room temperature (28 ± 2oC). The parameters observed in this study are: repiration rate, weight loss, hardness, level of damages, TPT and organoleptics. The best interaction results are shown in the treatment of 7% concentration of tabah bamboo liquid smoke with 10 minutes of soaking with an average value of respiration rate parameters of 51.18 ml CO2 / kg.hour, an average value of weight loss with a value of 17.61%, an average value of hardness of 3.82 kg, the average value of TPT was 15.65% Brix, the value of the level of damage was 2.40, the average organoleptic value of taste was 4.67, aroma was 4.54 and color was 3.87. The conclus of this study indicates that the combination of A4B1 (7% tabah bamboo liquid smoke concentration with soaking for 10 minutes) is the best combination to keep freshness and the quality of green bananas until the storage period of the 15th day.
ABSTRAK Setiap perusahaan seyogyanya berupaya memperkecil resiko kegagalan dalam berproduksi. Tingginya persentase produk defect dalam setiap siklus produksi selain berimplikasi terhadap menurunkan kepercayaan konsumen juga menaikkan biaya produksi sehingga berakibat menurunkan daya saing produk di pasar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor kritis penyebab defect pada produk dan menemukan bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah produk defect pada proses produksi fillet ikan kakap putih kualitas ekspor pada salah satu perusahaan pengolahan ikan di Bali menggunakan metode six sigma. Penelitian ini mencakup lima tahapan implementasi six sigma yaitu DMAI (Define, Measure, Analyze, dan Improve) yang melibatkan pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terindentifikasi dua faktor kritis penyebab tertinggi dari enam kategori defect fillet ikan kakap putih. Karakteristik kinerja yang dicapai oleh perusahaan saat ini dicirikan oleh angka DPU (Defect per Unit) sebesar 0,09, DPO (Defect per Opportunities) sebesar 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) sebesar 45,463 yang setara dengan kinerja pada level 3,125-Sigma sehinga tergolong dalam kategori tingkat kinerja rata-rata industri. Perusahaan berpotensi meraih peningkatan kinerja hinga pada level 4,000-Sigma sepanjang bersedia melakukan sejumlah perbaikan secara berkesinambungan dalam manangani baik terhadap pengawasan mutu bahan baku ikan maupun ketidaksempurnaan pemberiaan gas CO pada produk. Dengan penerapan metode six-sigma, maka faktor kritis penyebab defect tertinggi yang ditemukan yakni daging pecah/lembek dan berbau serta pemberian gas CO yang kurang merata sehingga bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang direkomendasikan adalah menjalankan formulir checklist pada setiap proses produksi, memberikan pelatihan-pelatihan bagi karyawan dan melakukan pemeriksaan terhadap kemasan. ABSTRACT Every company should try to minimize the risk of failure in production. The high percentage of defective products in each production cycle has implications not only reducing consumer confidence but also increasing production costs, which results in lower product competitiveness in the market. The objective of this study was to identify the critical factors that cause defects in the product and find a form of performance improvement in the management process that can be done to reduce the number of defect products in the export quality white snapper fillet production process at a fish processing company in Bali using the six-sigma method. This research consisted of Six-Sigma implementation stages, namely DMAI (Define, Measure, Analyze, and Improve) which involved management and company employees. The results showed that two critical factors were identified as the highest cause of the six categories of white snapper fillet defects. The performance characteristics achieved by the company are currently characterized by a DPU (Defect per Unit) number of 0.09, DPO (Defect per Opportunities) of 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) of 45.463 which is equivalent to performance at the 3,125-Sigma level so that belongs to the category of industry average performance level. The company has the potential to achieve an increase in performance up to the 4,000-Sigma level as long as it is willing to make a number of continuous improvements in handling both the quality control of fish raw materials and imperfections in the supply of CO gas in the product. With the application of the six-sigma method, the critical factors causing the highest defects were broken / mushy and smelly meat and uneven distribution of CO gas so that the recommended form of performance improvement in the management process was running a checklist form at each production process, providing training for employees and conducting an inspection of packaging.
ABSTRAK Buah melon yang telah mengalami pengolahan minimal memiliki sifat mudah rusak (perishable) dengan masa simpan yang relative singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh pelapisan gel lidah buaya dengan campuran asam askorbat dan kalium sorbat terhadap susut bobot, pH dan organoleptik buah melon potong segar atau proses minimal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi asam askorbat (0%, 1.5% dan 3%) dan kalium sorbat (0%, 0.2% dan 0.4%). Percobaan ini diulang sebanyak tiga kali dengan suhu penyimpanan 5±2?C. Hasil penelitian menunjukkan asam askorbat dan kalium sorbat berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot, pH dan atribut organoleptik buah melon potong segar. Asam askorbat dan kalium sorbat mampu menghambat kehilangan bobot, mempertahankan nilai organoleptik dan menurunkan nilai pH sehingga aktivitas pertumbuhan jamur dan kapang terhambat pada buah potong tersebut. Gel lidah buaya dengan penambahan asam askorbat 3% dan kalium sorbat 0,2% merupakan perlakuan yang memberikan nilai atribut organoleptik terbaik selama penyimpanan. Kombinasi ini mampu mempertahankan nilai warna dan tekstur hingga hari ke 14 serta mempertahankan aroma hingga hari ke 10. ABSTRACT Melon fruit which is undergone a minimal process is easy to damage (perishable) with short shelf life. This study aims to determine the effect of coating aloe vera gel with a mixture of ascorbic acid and potassium sorbate on weight loss, pH, and organoleptic of fresh-cut melons. This study using a completely randomized design (CRD consisted of two treatment factors, namely ascorbic acid (0%, 1.5%, and 3%) and potassium sorbate (0%, 0.2% and 0.4%)). The experiment was replicated three times with a storage temperature of 5 ± 2?C. The results showed that ascorbic acid and potassium sorbate significantly affected the weight loss, pH, and organoleptic values ??of fresh-cut melons. Ascorbic acid and potassium sorbate can inhibit weight loss, maintain organoleptic values ??, and reduce the pH value of fresh-cut melons so that the activity of fungal and mold growth is inhibited. Aloe vera gel with the addition of 3% ascorbic acid and 0.2% potassium sorbate was the treatment that gave the best organoleptic value during storage. This combination can maintain the value of color and texture up to day 14 and maintain aroma until day 10.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.