Karakteristik Fisikokimia Dan Sensori Kentang Yang Digoreng Dengan Beberapa Jenis Minyak Nabati

Listina, Listina; Priyono, Suko; Maherawati, Maherawati

doi:10.33005/jtp.v16i1.2821

Cited by 2 publications

(3 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Hal ini dikarenakan CMC merupakan hidrokoloid atau bahan pengental yang dapat meningkatkan viskositas yang lebih baik (Cahyadi, 2005). Viskositas susu nabati dan hewani hampir sebanding tergantung pada kandungan lemak di dalamnya dan tergantung jenis tanaman, serta susu hewani memiliki viskositas lebih rendah dibandingkan susu nabati (Sentana, et al, 2017). Pada penelitian Sumarni, et al.…”

Section: Viskositasunclassified

“…Kandungan lemak yang tinggi merupakan penyumbang utama total padatan dalam susu nabati (Sentana, et al, 2017). Berdasarkan SNI nomor 01-3830-1995 tentang susu kedelai, total padatan untuk susu kedelai adalah minimal 11,50%.…”

Section: Total Padatan Terlarutunclassified

“…Kata kunci: Susu Nabati; Kacang Kenari; CMC; Pengemulsi; Kestabilan Emulsi PENDAHULUAN Susu hewani memiliki kandungan laktosa, namun beberapa individu mengalami lactose intolerance dimana laktosa tidak bisa tercerna dengan baik karena adanya defisiensi enzim laktase (Heyman, 2006). Secara fisik, viskositas susu nabati dan hewani hampir sebanding tergantung pada kandungan lemak di dalamnya (Sentana, et al, 2017).Susu nabati adalah sari kacang-kacangan yang melewati proses pasteurisasi. Salah satu jenis kacang-kacangan lokal yang dapat diolah menjadi susu nabati adalah kacang kenari.…”

unclassified

See 2 more Smart Citations

Penambahan Carboxymethyl Celullose (CMC) Pada Susu Kacang Kenari (Canarium indicum, L.) Untuk Meningkatkan Stabilitas Emulsi dan Tingkat Kesukaan Panelis

Hizmadin,

Sumual,

Djarkasi

2024

Jteta

View full text Add to dashboard Cite

This research was to determine the best CMC concentration treatment improve the stability of the emulsion and panelist acceptability milk of canarium nut. The study was based the RAL method with 5 treatments where A. 0% CMC, B. 0.4% CMC, C. 0.8% CMC, D. 1.2% CMC, and E. 1.6% CMC were then measured for emulsion stability, viscosity, total dissolved solids , pH measurement and panelist acceptability of canarium nut milk. The results of measuring the stability of the emulsion A. 0,22%, B. 0,17%, C. 0,11%, D. 0,06% and E. 0,03%. The viscosity of A. 21,26 cP, B. 30,18 cP, C. 36,65 cP, D. yaitu 37,63 cP, dan E. 41,24 cP. Total dissolved solids A. 8.53 ˚Brix, B. 8.83 ˚Brix, C. 12.53 ˚Brix, D. 13.23 ˚Brix and E. 13.96 ˚Brix. The pH value of A. 6.60, B. 6.65, C. 6.72, D. 6.73 and E. 6.80. Milk of canarium nut with a concentration of 1,6% CMC resulted in the most stable emulsion level with a creaming index value of 0,03%. The addition CMC to milk of canarium nut did not improve the panelist acceptability because the highest average was in the treatment without the addition of CMC (0% CMC) with a value of 4,90 (much prefer).

show abstract

Section: Viskositasunclassified

Section: Total Padatan Terlarutunclassified

unclassified

See 1 more Smart Citation

Penambahan Carboxymethyl Celullose (CMC) Pada Susu Kacang Kenari (Canarium indicum, L.) Untuk Meningkatkan Stabilitas Emulsi dan Tingkat Kesukaan Panelis

Hizmadin,

Sumual,

Djarkasi

2024

Jteta

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

Pengaruh suhu dan frekuensi penggunaan minyak goreng kelapa (Cocos nucifera L.) terhadap karakteristik fisikokimia kentang goreng

Sandra,

Lutfi,

Choirunnisa

2024

JRPB

View full text Add to dashboard Cite

Minyak goreng umumnya digunakan untuk menggoreng bahan pangan terutama dalam metode deep-fat frying pada tekanan atmosfer. Variasi pada hasil gorengan disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya jenis bahan makanan, jenis minyak goreng, durasi penggorengan, temperatur minyak goreng, dan frekuensi penggorengan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi suhu dan frekuensi penggorengan terhadap kualitas kentang goreng yang digoreng menggunakan minyak kelapa hasil produksi sendiri. Minyak kelapa dibuat dari santan yang dipretreatment dimana santan sebelum diolah disimpan pada suhu dingin. Kentang digoreng dengan perlakuan suhu 140 °C, 160 °C, 180 °C, dan 200 °C, proses frekuensi dilakukan berulang sebanyak 9 kali dengan penggorengan berturut-turut. Pengamatan kandungan air, tekstur, dan warna kentang goreng dievaluasi pada akhir penggorengan ke-3, ke-5, ke-7, dan ke-9 pada masing – masing suhu penggorengan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu pada setiap frekuensi penggorengan tidak berpengaruh nyata dan semakin tinggi suhu kadar air semakin rendah, tekstur semakin tinggi suhu nilai tekstur semakin tinggi (0,3467 kgf - 0,8067 kgf), dan perubahan warna terbesar pada perlakuan suhu 200°C, Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk menggoreng kentang pada suhu maksimal 180 °C dan dengan frekuensi penggorengan tidak lebih dari 9 kali untuk mendapatkan produk kentang goreng dengan kualitas yang baik, renyah, dan aman dikonsumsi.

show abstract

Karakteristik Fisikokimia Dan Sensori Kentang Yang Digoreng Dengan Beberapa Jenis Minyak Nabati

Cited by 2 publications

References 0 publications

Penambahan Carboxymethyl Celullose (CMC) Pada Susu Kacang Kenari (Canarium indicum, L.) Untuk Meningkatkan Stabilitas Emulsi dan Tingkat Kesukaan Panelis

Penambahan Carboxymethyl Celullose (CMC) Pada Susu Kacang Kenari (Canarium indicum, L.) Untuk Meningkatkan Stabilitas Emulsi dan Tingkat Kesukaan Panelis

Pengaruh suhu dan frekuensi penggunaan minyak goreng kelapa (Cocos nucifera L.) terhadap karakteristik fisikokimia kentang goreng

Contact Info

Product

Resources

About