Permasalahan gangguan pertumbuhan balita secara langsung dipengaruhi oleh kurangnya asupan gizi dan adanya penyakit infeksi. Protein sebagai salah satu asupan penting sangat diperlukan dalam pertumbuhan balita. Indonesia merupakan negara maritim, kaya hasil laut, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi ikan lokal di Provinsi Bengkulu sebagai solusi sumber protein bagi balita stunting. Pada umumnya ikan hanya digoreng atau dimasak santan dalam keluarga, sehingga balita tidak pernah diberikan, hal ini mempertimbangkan duri ikan yang dapat membahayakan sistem pencernaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui kebiasaan ibu balita memanfaatkan ikan yang ada di sekitar tempat tinggal. Setelah diperoleh gambaran jenis ikan lokal yang mudah diakses yaitu Thryssa sp., dilanjutkan analisis zat gizi secara laboratorium. Kandungan protein dan zat besi hanya dapat dipenuhi oleh makanan mahal ternyata tidak selalu benar. Setiap 100 g ikan Thryssa sp. giling mengandung energi 153 kkal, protein 18,75 g, lemak 1,13 g, karbohidrat 0,19 g, dan Fe 1,71 mg.