Karl Marx Dan Friederich Nietzsche Tentang Agama

Abstract

Karl Marx and Friedrich Nietzsche are two figures that are considered controversial inreligious studies. Both stated that ‘religion is the opium and the God is dead’ are deemed to havepassed the limits of tolerance. As a result, both are regarded as insane person in their time.When they are examined more deeply, both statements expressed deep concern over thesocial situation of the people that suffer as a result of oppression and domination. In thissituation, religion precisely be one that encourages people to behave naive and counterproductiveto the objectives of humanitarian material. Thus, “religion is the opium and God is dead” aresocial provocation and criticism for people to get out of the traps of stagnation.The purpose of human life is material. For Marx, human nature is working, while forNietzsche, it is the willing to power. This means that human will be humanic if it human is ableto express in productive work that is free from domination and have the will to implement thepowers that are pushing for continually active and creative. Initially, religion supports human tomanifest true humanity but evolved into rituals that hinder the process of humanization.

Kesadaran Sosial Dalam Pemikiran Nietzsche: Tinjauan Dalam Proses Pengembangan Masyarakat di Indonesia

“…Beberapa literasi seringkali memisahkan perjalanan kehidupan Nietzsche menjadi 4 (empat) bagian. (Muttaqin, 2013) Pertama, perihal kelahiran Nietzsche kecil serta kehidupan keluarganya, bahwa Nietzsche yang lahir di Kota Röcken pada tanggal 15 Oktober 1844 dan tutup usia pada tanggal 25 Agustus 1900 dengan memiliki nama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. (Ahmad Rizal, 2020;Hardiman, 2004;Muttaqin, 2013) Penamaan Wilhem pada Nieztsche, sang ayah terinspirasi dari raja Inggris yang kelak anaknya dapat menjadi orang besar.…”

“…(Muttaqin, 2013) Pertama, perihal kelahiran Nietzsche kecil serta kehidupan keluarganya, bahwa Nietzsche yang lahir di Kota Röcken pada tanggal 15 Oktober 1844 dan tutup usia pada tanggal 25 Agustus 1900 dengan memiliki nama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. (Ahmad Rizal, 2020;Hardiman, 2004;Muttaqin, 2013) Penamaan Wilhem pada Nieztsche, sang ayah terinspirasi dari raja Inggris yang kelak anaknya dapat menjadi orang besar. Sejalannya waktu Nietzsche jarang menggunakan nama Wilhem, akan tetapi orang mengenal dengan nama Friedrich Nietzsche.…”

Komparasi Filsafat Materialisme Antara Karl Marx Dan Cārvāka Ramkrishna Battacharya

“…Hal-hal yang bukan termasuk kebendaan seperti Tuhan, roh daan hal non materi lain ditolak oleh para materialis karena keberadaan dan kebenaranny tidak bisa dibuktikan secara konkret. Penolakan ini juga sejalan dengan pemikiran salah satu tokoh materialis yakni Feuerbach yang menyatakan secara spesifik bahwa Tuhan hanyalah hasil dari khayalan manusia, bukan Tuhanlah yang menciptakan manusia tetapi manusia yang menciptakan Tuhan melalui angan-angan mereka (Muttaqin, 2013). Filsafat materialisme pada dasarnya merupakan bentuk dasar paling radikal dari filsafat naturalisme.…”

“…Konsep materialisme Marx condong kepada pergerakan sosial dan ekonomi dimana Marx menggunakan konsep materialis serta dipadukan dengan sosialisme guna melawan kapitalisme yang pada akhirnya konsep-konsep perlawanan ini dikenal sebagai Marxisme (yang berisikan kritik-kritik Marx terhadap kapitalisme) yang nantinya diadopsi oleh Lenin dan memproklamirkan Marxisme-Leninisme dalam revolusi komunis dan resmi menjadi ideologi dari komunisme Soviet dibawah kepemimpinan Vladimir Lenin (Santoso, 2019: 36). Selain konsepkonsep materi dalam pergerakan sosial, Marx juga mempunyai pemikiran yang sama seperti Feuerbach dimana menolak konsep Tuhan yang mana menurut Marx, manusia menciptakan Tuhan sesuai citranya, namun yag terjadi pada realita kehidupan masyarakat seolah-olah Tuhan yang menciptakan manusia (Muttaqin, 2013), konsep Marx terkait Tuhan nantinya akan sangat terkenal saat Marx menyatakan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat. Marx menjadi representasi dari pemikir sosialis materialis di dunia barat pada masanya.…”

Kritik Karl Marx terhadap Kapitalisme dan Pengertian Sosialisme

“…Karl Marx mengkritik sistem kapitalisme terhadap proses produksi terbagi atas dua yaitu, nilai tambah yang dimana Karl Marx mengutip dari teori David Ricardo yang mengatakan bahwa terjadi nilai tambah terhadap komoditas bukan karena usaha yang sudah dilakukan melainkan usaha yang dilakukan sebelumnya terhadap alat produksi untuk melakukan kegiatan produksi, selain itu Karl Max menyoroti rumus M-C-M yaitu rumus yang digunakan oleh kaum kapitalis untuk mendapatkan keuntungan sehingga kaum buruh ini merasa tereksploitasi karena harus menambah tenaga kerja atau ditingkatkan produktivitas kerjanya sehingga memunculkan kontradiksi karena adanya esensi kapitalisme adalah melakukan penambahan modal dengan cara menambahkan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu barang (Kambali, 2020). Karl Marx juga mengkritik tentang Agama yang menurut pendapatnya bahwa Agama telah memanupulasi manusia terhadap realitas hidup yang sebenarnya atas pengharapan dimasa depan yang bersifat hakiki dan akan abadi di kemudian hari dan menurutnya agama akan membuat manusia akan berpikir lebih jauh dari realitas hidup yang sebenarnya, alasan Karl Marx karena agama mengajarkan memasrahkan kepada keadaan dibandingkan melakukan usaha memiliki materi seperti barang sehingga agama dianggap candu dan pasrah terhadap keadaan meskipun memiliki kekurangan dari segi materi (Muttaqin, 2013).…”