2013
DOI: 10.33560/.v1i1.58
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit Berdasarkan Icd- 10 Di Puskesmas Gondokusuman Ii Kota Yogyakarta

Abstract: Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis dengan International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10) untuk istilah penyakit dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Penerapan pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang akurat karena hasilnya digunakan untuk mengindeks pencatatan penyakit, pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta unt… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Penerapan pengodean digunakan untuk mengindeks pencatatan penyakit, masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis, memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan, bahan dasar dalam pengelompokan DRG's (diagnostic related groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan, pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas, tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan pelayanan medis, menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian epidemiologi dan klinis (Pramono & Nuryati, 2013). Berdasarkan penelitian Pepo & Yulia yang telah dilakukan tahun 2015 mengenai ketepatan pengkodean klinis kasus kebidanan di Rumah Sakit Atma Jaya thn 2014, diperoleh hasil 22 rekam medis (50%) dengan pengkodean klinis yang tepat dan rekam medis (50%) dengan pengkodean klinis yang tidak tepat, dimana terdapat 26 rekam medis (59,1%) yang penulisan diagnosanya tidak lengkap dan 18 rekam medis (40,9%) yang penulisan diagnosanya lengkap.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penerapan pengodean digunakan untuk mengindeks pencatatan penyakit, masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis, memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan, bahan dasar dalam pengelompokan DRG's (diagnostic related groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan, pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas, tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan pelayanan medis, menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian epidemiologi dan klinis (Pramono & Nuryati, 2013). Berdasarkan penelitian Pepo & Yulia yang telah dilakukan tahun 2015 mengenai ketepatan pengkodean klinis kasus kebidanan di Rumah Sakit Atma Jaya thn 2014, diperoleh hasil 22 rekam medis (50%) dengan pengkodean klinis yang tepat dan rekam medis (50%) dengan pengkodean klinis yang tidak tepat, dimana terdapat 26 rekam medis (59,1%) yang penulisan diagnosanya tidak lengkap dan 18 rekam medis (40,9%) yang penulisan diagnosanya lengkap.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Previous research explained that the main aspect of documenting patient progress records was carried out in four systematic steps commonly referred to as SOAP (Subjective, Objective, Assessment and Planning) (Gosanty & Ernawaty, 2017). In addition, there is an international reference for classifying a health problem called the Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-X) (Pramono and Nuryati, 2013).…”
Section: Documentation Of Activitiesmentioning
confidence: 99%
“…Fraktur terjadi jika tulang mengalami stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Pramono 2012) Di Indonesia, kasus fraktur akibat kecelakaan dari tahun ke tahun semakin meningkat setiap tahunnya berkisar ±1,5 juta orang. Di provinsi Bengkulu, kasus fraktur terus meningkat setiap tahunnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified