2016
DOI: 10.21082/akp.v9n3.2011.261-274
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kebijakan Antisipatif dan Strategi Penggalangan Petani Menuju Swasembada Jagung Nasional

Abstract: Jagung merupakan komoditas strategis bagi perekonomian nasional, karena selain sebagai bahan pangan juga menjadi bahan baku utama pakan ternak. Dengan meningkatnya kebutuhan jagung nasional, maka pengembangan produksi jagung menuju swasembada harus tetap dilakukan secara konsisten. Swasembada jagung yang telah dicapai pada tahun 2009 terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengembangan pertanaman jagung hibrida dan komposit produksi t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
10

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
9
1

Relationship

0
10

Authors

Journals

citations
Cited by 18 publications
(11 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
10
Order By: Relevance
“…Kendala dalam upaya untuk meningkatkan produksi jagung yaitu rendahnya produktivitas dan perluasan lahan jagung di Indonesia belum optimal serta penggunaan benih varietas lokal yang berdaya hasil rendah, sehingga produksi rata-rata jagung yang dicapai masih rendah. Penggunaan benih unggul baru yang bermutu dengan varietas jagung hibrida dalam usaha tani merupakan strategi yang tepat untuk dilaksanakan agar dapat meningkatkan produktivitas jagung secara simultan (Zakaria, 2011). Produktivitas tanaman jagung yang diperoleh akan lebih tinggi lagi bila penggunaan varietas unggul dikombinasikan dengan komponen lainnya seperti pemilihan benih unggul, penggunaan pupuk yang sesuai, pengolahan tanah yang baik, pengairan/irigasi yang teratur, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman yang sesuai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kendala dalam upaya untuk meningkatkan produksi jagung yaitu rendahnya produktivitas dan perluasan lahan jagung di Indonesia belum optimal serta penggunaan benih varietas lokal yang berdaya hasil rendah, sehingga produksi rata-rata jagung yang dicapai masih rendah. Penggunaan benih unggul baru yang bermutu dengan varietas jagung hibrida dalam usaha tani merupakan strategi yang tepat untuk dilaksanakan agar dapat meningkatkan produktivitas jagung secara simultan (Zakaria, 2011). Produktivitas tanaman jagung yang diperoleh akan lebih tinggi lagi bila penggunaan varietas unggul dikombinasikan dengan komponen lainnya seperti pemilihan benih unggul, penggunaan pupuk yang sesuai, pengolahan tanah yang baik, pengairan/irigasi yang teratur, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman yang sesuai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berbeda dengan di lokasi penelitian, pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dan umumnya diaplikasikan dua kali dalam satu periode musim tanam. Beberapa hasil penelitian pada agroekosistem lahan kering menunjukkan dosis pupuk di lokasi penelitian Patanas pada tahun 2008 dan 2011 adalah sebagai berikut (Zakaria 2011;Zakaria 2015): (a) Urea/Za pada tahun 2008 rata-rata 198,2 kg/ha/musim dan pada tahun 2011 rata-rata 207,8 kg/ha/musim tanam; (b) SP36 pada tahun 2008 rata-rata 123,6 kg/ha/ musim tanam dan pada tahun 2011 rata-rata 159,2 kg/ ha/musim; dan (c) NPK/Ponska pada tahun 2008 ratarata 14,8 kg/ha/musim tanam pada tahun 2011 rata-rata 26,2 kg/ha/musim. Dosis pemupukan di ketiga desa penelitian Patanas pada tahun 2017 (Saptana et al 2017) adalah: (a) Urea/Za rata-rata 249,9 kg/ha/musim tanam; (b) SP36 rata-rata 169,4 kg/ha/musim tanam; dan (c) NPK/Ponska rata-rata 80,1 kg/ha/musim tanam.…”
Section: Adopsi Teknologi Budi Dayaunclassified
“…Menurut Zakaria (2011), jagung juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri biofuel. Permintaan jagung yang terus meningkat belum dapat diimbangi oleh produksi jagung dalam negeri.…”
Section: Pendahuluanunclassified