“…Penelitian terhadap 200 orang wanita penyintas bencana 2018 di kota Palu Indonesia menunjukkan bahwa dimensi personal growth dan positive relationship dari wellbeing yang diajukan Keyes merupakan faktor yang paling berkontribusi terhadap well-being wanita selama pemulihan pasca bencana, dan bersamaan dengan hal itu peran mereka sebagai tulang punggung keluarga dalam ekonomi dan sosial meningkat (Handayani & Nurdin, 2021). Selanjutnya, penyintas bencana alam di Pantoloan, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah Sulawesi, Indonesia, sebagian besar mengalami stress berat (51.5%), kecemasan akut (90.9%), dan depresi ringan (66.7%) (Iswari, 2020), sedangkan sebagian besar wanita (70.43%) dari daerah Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah, mengalami PTSD berat (Amanda, Hidajah, & Wahyuni, 2021). Hasil riset lain, yaitu prevalensi kesehatan mental mahasiswa Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, dalam bentuk gejala depresif dengan kategori tinggi sebanyak 22,67% (wanita 22,22%, pria 23,33%), gejala kecemasan dengan kategori tinggi sebanyak 51,75% (wanita 51,22%, pria 51,22%), dan gejala stress dengan kategori tinggi sebanyak 9,88% (wanita 9,62%, pria 10,34%) (Rasido & Patodo, 2020).…”