Keguguran Pada Sapi Dipengaruhi Oleh Tingkat Kerusakan Deoxyribonucleid Acid (Dna) Sperma

Abstract

ABSTRAK Hubungan antara tingkat kerusakan DNA sperma dengan keguguran pada sapi belum banyak dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kerusakan DNA sperma dengan tingkat keguguran pada sapi Brahman dan sapi Bali, tingkat keguguran pada sapi Brahman dan sapi Bali belum banyak dilaporkan. Tingkat kerusakan DNA sperma diukur dengan Sperm-Bos-Halomax® dari dua straw sampel semen beku sapi Brahman (40002,40885) dan tingkat kebuntingan diukur dari tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada 14 ekor sapi Brahman dan 14 ekor sapi Bali yang masing-masing dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok sebanyak tujuh ekor diinseminasi buatan dengan semen pejantan 40002 dengan tingkat kerusakan DNA sperma 37,11 % dan satu kelompok lagi diinseminasi buatan dengan semen pejantan 40885 dengan tingkat kerusakan DNA sperma 10,66%. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan kerusakan DNA sperma dengan tingkat keguguran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat kerusakan DNA sperma 37,11% ditemukan tingkat keguguran14,31 % pada sapi Brahman dan 28,60 % pada sapi Bali, dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada hari ke-30 dan hari ke-45. Hasil penelitian pada tingkat kerusakan DNA sperma 10,66% tidak ditemukan keguguran pada pemeriksaan USG pada hari ke-30 dan USG pada hari ke-45. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerusakan DNA sperma 37,11 % memengaruhi keguguran pada sapi Brahman dan sapi Bali. Kerusakan DNA sperma 10,66 % tidak berpengaruh terhadap keguguran pada sapi Brahman dan sapi Bali. Kata kunci: Kerusakan DNA sperma; tingkat keguguran; sapi Brahman dan Sapi Bali

Evaluation Deoxyribonucleic acid (DNA) fragmentation of local Indonesian cattle frozen sperm using Halomax method

“…Sperm DNA damage greatly affects fertilization, preimplantation development, and embryonic development. Sperm DNA damage influences embryonic development and correlates positively with the rate of miscarriage (Priyanto et al 2019). The higher the level of sperm DNA damage, the higher the miscarriage rate (Serafini et al 2016).…”

“…The chromatin quality in the nucleus largely determines the status of DNA tightly bound to protamine, which protects nuclear DNA (Priyanto et al 2019). Therefore, changes in chromatin could change the DNA status (Sakkas and Alvarez 2010).…”

“…Farmers lose because the estrus cycle becomes longer due to the embryo miscarriage factor. Through DNA quality testing with simple methods, it is hoped that embryo cases in cattle will be reduced in the future so that the population can increase rapidly (Priyanto et al 2019).…”

“…Damage can be triggered by factors including: age, testicular infection, lack of protamine elements, hormones, contamination from toxic chemicals and drugs, testicular hyperthermia, apoptosis, and high levels of reactive oxygen species (ROS) (Abdillah et al 2019). Moreover, SDF damage caused miscarriages or abortions in Brahman cattle at 14.31%, occurring on average at 45 days of gestation (Priyanto et al 2019). The mortality rate of embryos (using ultrasound examination) from artificial insemination in Yogyakarta reached 80% (Priyanto et al 2019).…”

“…Moreover, SDF damage caused miscarriages or abortions in Brahman cattle at 14.31%, occurring on average at 45 days of gestation (Priyanto et al 2019). The mortality rate of embryos (using ultrasound examination) from artificial insemination in Yogyakarta reached 80% (Priyanto et al 2019). This may be due to DNA damage caused by the freezing process or other reasons.…”