Berpikir kritis matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa di era abad-21. Dengan penguasaan kemampuan berpikir kritis, manusia menjadi lebih fleksibel secara mental, lebih terbuka dan mampu beradaptasi dengan situasi dan masalah yang berbeda dengan lebih mudah. Namun, kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan belum adanya pembelajaran yang memfasilitasi kemampuan berpikir kritis matematis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi statistika setelah diberikan stimulus berpikir kritis matematis pada pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes. Indikator kemampuan berpikir kritis yang dianalisis, yaitu analisis asumsi, analisis argument dan evaluasi. Sampel penelitian merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan tiga kategori kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu: 1) siswa kategori tinggi mampu menganalisis asumsi, menganalisis argumen, dan mengevaluasi; 2) siswa kategori sedang mampu untuk analisis argumen dan mengevaluasi, namun masih belum cukup mampu untuk menganalisis asumsi; dan 3) siswa kategori rendah belum mampu menganalisis asumsi, menganalisis argumen, dan mengevaluasi