Pengaruh jumlah subkultur dan media sub-optimal terhadap pertumbuhan dan kemampuan regenerasi kalus tebu (Saccharum officinarum L.)
AbstrakTebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman bernilai ekonomi tinggi penghasil gula. Salah satu upaya peningkatan produktivitas tebu dilakukan dengan perbanyakan dan peningkatan kualitas bibit tebu secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah subkultur pada kemampuan regenerasi kalus dan ketahanan hidup tanaman pada fase aklimatisasi serta pengaruh media sub-optimal terhadap kemampuan pemulihan proliferasi kalus tebu secara in vitro. Daun muda menggulung dan kalus tebu subkultur keempat digunakan sebagai bahan pada penelitian ini. Media dasar yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan 2,4-D 3 mg/L, air kelapa 10%, dan sukrosa 3% untuk tahap inisiasi, MS dengan penambahan BAP 2 mg/L, IAA 0,2 mg/L, air kelapa10%, dan sukrosa 3% untuk tahap regenerasi. Penelitian pengaruh jumlah subkultur terdiri dari 3 tahap, yaitu inisiasi, regenerasi, dan aklimatisasi, sedangkan penelitian media supoptimal menggunakan enam media perlakuan dan dua alur subkultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subkultur kelima menghasilkan kalus bersifat embrioid (91%), kalus tidak berlendir tertinggi (97%), dan abnormalitas tertinggi (6%). Percobaan pemberian media sub-optimal menunjukkan bahwa alur B, yaitu pemberian fase istirahat 4 minggu lebih baik dibandingkan dengan alur A, yaitu pemberian fase istirahat 8 minggu berdasarkan bobot basah dan persentase abnormalitas kalus. Pada alur A dan B, pertumbuhan kalus dapat pulih saat ditumbuhkan kembali pada media normal dan perlakuan media sub-optimal 1,5D-MS memperlihatkan pertumbuhan dan penampilan kalus paling baik.[Kata kunci: tebu, subkultur, medium suboptimal, kultur in vitro.] *) Penulis korespondensi: hmiskan@yahoo.com
28Menara Perkebunan 2016 84(1), 28-40