2013
DOI: 10.23960/jat.v1i1.1925
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

KEPARAHAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annuum L) DAN BERBAGAI JENIS GULMA

Abstract: Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di lahan cabai di Kecamatan Kemiling, Kelurahan Langkapura Bandar Lampung pada bulan Juni hingga Agustus 2012. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari (a) cabai, (b) Cleome rutidosperma, (c) Cyperus kyllingia, (d) Synedrella nodiflora, (e) Paspalum distichum, dan (f) Ageratum conyzoides yang diinokulasi dengan jamur Colletotrichum c… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
4

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
4
Order By: Relevance
“…Penyakit yang sering menyerang buah cabai di lahan adalah antraknosa. Penyakit antraknosa dapat menyerang tanaman cabai dengan keparahan sebesar 0.3% hingga 44.0% (Hewidyarti et al, 2013). Silika diketahui mampu menekan persentase indeks keparahan layu, kejadian penyakit dan intensitas penyakit tanaman (Ayana et al, 2011).…”
Section: Bobot Buah Layak Dan Tidak Layakunclassified
“…Penyakit yang sering menyerang buah cabai di lahan adalah antraknosa. Penyakit antraknosa dapat menyerang tanaman cabai dengan keparahan sebesar 0.3% hingga 44.0% (Hewidyarti et al, 2013). Silika diketahui mampu menekan persentase indeks keparahan layu, kejadian penyakit dan intensitas penyakit tanaman (Ayana et al, 2011).…”
Section: Bobot Buah Layak Dan Tidak Layakunclassified
“…Tingkat intensitas penyakit diukur dengan melakukan skoring terhadap gulma yang bergejala untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat aplikasi jamur patogen gulma. menggunakan rumus: IP = {∑ (n x v)/(N x Z)} × 100 %, dengan IP = Intensitas Penyakit (%), n = Jumlah daun yang terserang pada tiap kategori, N = Jumlah daun yang diamati, Z = Nilai numerik atau harga kategori serangan patogen, dan v = Nilai numerik setiap kategori serangan patogen, dengan kategori menurut Herwidyarti et al (2013) 2018), yaitu r = 2,3/t × {log(x1/1-x1)-log(x0/1-x0)} unit -1 t -1 , dengan r = Laju infeksi(unit -1 t -1 ), 2,3 = Konstanta, xt = Proporsi penyakit pada waktu tertentu, t = Waktu pengamatan pada saat x dihitung, dan xo = Inokulum awal yang pertama-tama terjadi infeksi. Sementara itu, kejadian penyakit adalah persentase jumlah tanaman terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N) tanpa melihat tingkat keparahan penyakitnya, dengan rumus (Yasa et al, 2012): Kejadian Penyakit = (n/N) × 100 %, dengan n = Jumlah tanaman yang terserang patogen dan N = Jumlah tanaman total yang diamati.…”
Section: Variabel Pengamatanunclassified
“…Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran di Indonesia dan merupakan salah satu komoditas unggulan hortikultura penting (Herwidyarti et al, 2013). Komoditi ini terutama digunakan dalam keadaan segar sebagai bumbu pemberi rasa pedas dan sedap dalam berbagai menu masakan (Herison et al, 2001).…”
Section: Pendahuluanunclassified